بسم الله الرحمن الرحيم
Kita belajar sedikit ya Tgk. Kali ini lihat-lihat kita nahu aja. Siapa tahu dapat berkah dari ilmu yang telah dituliskan oleh pengarannya. Semoga.
Oia, dalam pelajaran nahu ada dikenal dua istilah, yaitu: bina dan I’rab.
Yang dibina, tidak berobah-robah akhirnya. Sedangkan yang di’irab berobah akhirnya. Ini tidak berlaku dalam bahasa indonesia apalagi dalam bahasa aceh. Cuma berlaku pada bahasa Al-Qur’an. Makanya istimewa Al-Qur’an.
Baris ada fatah, zummah dan kasrah.
Bina juga demikian. Ada isim yang dibinakan diatas fatah, dibinakan diatas zummah dan dibinakan diatas kasrah.
Sekarang kita lihat yang dibinakan diatas kasrah. Lho, kalau sudah di kasrah kenapa dipakai kalimat “diatas” segala?. Ya, ini supaya muwafakat saja pada tulisan. Yang maksudnya kasrah juga.
Ada 5 macam yang dibinakan diatas kasrah, yaitu:
- Isim Alam yang disudahi dengan kalimat “Waihi.” Ex: sibawaihi, Niftawaihi, Khamarawaihi.
- Isim Fiil, bila pada wazan Fa’aali. Ex: Hazaari{Hati-Hatilah}, Nazaali{Singgahlah}.
- Alam kepada ta’nis, pada wazan fa’aali. Ex: Hazaami.
- Cela Wanita, pada wazan fa’aali. Ex: ya Lakaa’i.
- Lafadh “Amsi” sunyi dari pada alif al.
Nah, sudah 5 buah penjelasan bina kepada kasrah. Jadi siapa saja yang ingat kaedah ini maka didalam mengaji akan mudah. Maka ingatlah.
Perlu diingat: fiil tidak mau masuk pada isim yang dibinakan diatas kasrah ini. Soalnya fiil itu hudust dan berzaman secara sekalian. Jadi kalau masuk kepada isim yang dibina kepada kasrah maka bisa merusak makna. Karena isim tidak berzaman.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Isim Yang Di Binakan Kepada Kasrah"
Posting Komentar