بسم الله الرحمن الرحيم
Ketika pengawasan untuk calon anggota baru mabna logah di laksanakan pada hari jum’at, 23-10-2009. Saya sempat membuka internet di dalam ruang pertama STAI-Al Aziziah. Saya ambil selembar kertas sisa kertas jawaban yang di bagikan kepada pengikut tes. Kertas itu kosong tidak ada isi apa-apa. Ketika menuliskan judul di google ”menulis dengan hati” saya mendapatkan situs bloger aliansi penulis islam. Dalam blog tersebut terdapat tulisan yang menggugah saya untuk merekamnya dengan pena hitam yang ada di tangan.
Tulisan tersebut menjadi sebuah motifasi untuk menulis. menulis adalah mengikat ilmu yang di dapatkan dengan membaca. Ilmu di cari dengan bertanya dan membaca. Orang yang malas bertanya dan malas membaca tidak akan mendapatkan ilmu. Membaca dan bertanya adalah usaha untuk mendapatkan ilmu sedangkan menulis mengikatnya.
Untuk menjadi seorang penulis ada beberapa kriteria yang bisa kita jadikan sebagai ujung tombak untuk mau menulis, diantaranya:
1. Berbagi ilmu/wawasan/pengalaman
2. Berdakwah dan beribadah lewat tulisan
3. Untuk menghibur diri {Self theraphi}
4. Dan, mengaktualisasikan diri
5. Dan sebagainya
Tulisan yang di tuliskan mampu: ”Membangkitkan semangat untuk belajar menulis diary. Membuat lalim jadi alim, membuat semangat orang malas, kuat manusia yang lemah, berani penyakut, menciutkan nyali, romantisnya para pencinta, membuat berang penguasa, harapan bagi jiwa yang hampa yang di jajah oleh ketidakadilan, menunjukkan letak kemenangan sebuah peradaban, indra penulisan yang peka,”
Ramu tulisan lewat kreasi anugerah huruf, kata, kalimat dan paragraf. Lumat ide-ide yang jijik dengan karya hegemoni. Menulis merupakan senjata yang ampuh. Orang-orang non muslim berjingkrak-jingkrak girang bukan kepalang. Bom waktu di lemparkan lewat tulisan sehingga suatu saat meledak lebih dahsyat dari bom Atom di jepang.
Tidakkah hatimu bergerak...?
Darah mudamu mendidih..?
Adakah kerinduan yang membuncah dalam jiwamu..?
Kita bukan penikmat semata, bikin tulisan ideologis yang cerdas, argumentatif, puitis, idielogis dan syar’i. Bila telah jadi maka posting di internet, di blog pribadi. Dan publikasikan di media massa. Bila di tolak jangan pernah lupa untuk instospeksi dan pembenahan. Ideologi baik takkan mati walau pengusungnya mati.
Tiap hari bisa dilakukan menyulap surah kitab jadi sebuah tulisan. Banyak sekali hal yang dapat di ambil intisari dari surah Tgk dan kitab kuning. Banyak idiologi yang cemerlang keluar dari mulut ulama-ulama di dayah. Apa yang mereka berikan dapat memotifasi untuk menulis. kita punya harapan kedepan untuk menulis. Maka, jangan malas untuk mengembangkan surah yang di berikan Tgk.!!!
Jadilah sebagai penulis islami yang menelurkan seluruh solusi islami dari setiap tulisan yang di sajikan. Serang ide-ide sekutu yang laknat dan hina. Tampilkan ide islami yang indah menggugah dan mengajak. Bikinlah tulisan yang bisa menjadi investasi dari sebuah bentuk perlawanan yang sesuai dengan islam. Tulisalah sebuah penulisan yang mengumandangkan kebenaran.
Ketika menyulap surah Abu menjadi sebuah tulisan maka penting sekali menatanya dalam runut yang sisttematis dan menggugah. Maka hasil yang di perolehpun akan semakin ”B.A.I.K.” jadikan surah tersebut dalam sebuah bentuk artikel yang berkelas, intelek dan solving problem serta berkarakter.
Menulis bukan hanya di telurkan di alam mimpi. Tetapi menulis yang baik adalah di telurkan di alam nyata. Kita harus mendirikan sebuah tiori speed writing. Tanamkan sebuah eksistensi ilmu agama lewat menulis.
Jangan takut untuk mencoba berbagai macam fariasi tulisan. Terus berimprovisasi mengambil inspirasi dari orang lain serta dari yang tersebut di dalam kitab. Jangan malas untuk menulis
Semangat...!!!
Wawlahu a’lam
Artikel keren lainnya:
3 Tanggapan untuk "Nostalgia di Mabna"
Awak dayah memang beu jeut dalam tehnologi informatika bek pegah salah gob sabe.Nye menan tgk ?
Anek dayah. cit jeut tumulehh.. nyan sudah pokok.. tetapi kalau ingin lebih maka harus lebih di tinggkatkan..
menulis n berhs istilah memang itlah yg masih minim d kalangan para santri dyah khsusny d aceh...pdhal kbnyakan mereka pntar2...
berbda dgn santri d luar aceh yg merka mau n ingn mencptakan karya tlsnya...d segi inalah trdpt kelbhn santri2 d ponpes moderen d luar aceh...nye keu ilmee n memahami ibrat ktb kuning msh ada pd para santri d aceh khsusnya ponpes tradisional..ml dlm hal ini kmi membthkn motivasi n bimbingan tuk mampu mewujudkn karya tulis....
saya santri dayah darul huda lung angen lhoknibong aceh yg d pimpin oleh abu m daod ahmad(ab
u di lung angen)..
msh sangat kekurangan d sgl bdang..msh sngat membuthkan motivasi dr antum2 sekalian....wawasan n ilmu nya bgi dong,,,,!!!!
Posting Komentar