بسم الله الرحمن الرحيمBeulagee pena bak teteumuleh
Beulagee penghapos bah ta meu dosa
Beulage tajam tarawot abeh
Beulage hate bak ban dum anggota
Inilah pantun pena yang menjadi motifasi bagi kita dalam menggapai cita-cita didayah.
1. Beulagee pena bak tateumuleh.
Pena tidak bisa menulis sendiri. Namun pena menorehkan tuliskan karena ada orang yang memegangnya. Siapakah orang tersebut, Itulah guru-guru yang menuangkah ilmu dan akhlak kedalam dada. Lewat surah-surah agama beliau terpa santrinya. Sehingga santri bisa menulis dengan ada guru. ”Man la syaika lahu fassyaikanu syaikhuh” orang yang tidak ada gurunya: maka syaitanlah gurunya.
2. Beulagee penghapos bah ta meu dosa
Manusia tidak luput dari dosa. Tidak ada yang ma’sum selain para Nabi. Para ulama telah diismahkan oleh Allah lewat ilmunya. Begitulah kita manusia. Kita punya ilmu untuk menghapus dosa. Setiap berdosa selalu bertaubat kepada Allah swt. Sekecil apapun dosa. Itulah ibarat penghapus yang siap menghapus apa yang dituliskan pena.
3. Beulage tajam tarawot abeh
Pena kadang kala patah. Kadang kala sudah tumpul. Sehingga perlu dipertajam kembali matanya. Begitu juga manusia. Kadang kala ada kegagalan, kemerosotan dan kegundahan. Namun itu semua merupakan proses untuk kebaikan dimasa mendatang.
4. Beulage hate bak ban dum anggota
Didalam batang pena terdapat sebatang hati. Hati itulah yang menjadi pena berfungsi. Kalau tidak ada hati tinta itu pena hanya sebatas kayu biasa. Begitu mahal harganya ketika sudah ada hati. Begitu juga dengan manusia dengan ada hati maka baguslah anggota dan bila tidak ada hati sama seperti kayu yang tidak ada isinya.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Filsafah Sebatang Pena"
Posting Komentar