بسم الله الرحمن الرحيم
Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah. Beberapa calon Gubernur Aceh telah melewati masa tes baca Al-Qur’an. Alhamdulillah. Saya selaku santri sangat senang dengan adanya tes ini. Rupanya berat juga tes Al-Qur’an pada orang-orang yang tidak terbiasa membacanya. Mungkin dulu, waktu masih bersama nenek dan nenek yang ajari baca Al-Qur’an. Sehingga waktu besar tidak lagi bersahabat dengan Al-Qur’an sudah sibuk dengan tugas organisasinya. Nauzubillah.
Ucapan selamat kami ucapkan kepada para calon yang sudah lulus tes. Semoga dapat meningkatkan budaya dan kultur islam di bumi Aceh ini.
***
Dahulu, ketika Nabi Musa di hanyutkan oleh ibundanya disungai Nil. Beliau di temukan oleh istri raja Fir’un. Bayi yang masih kecil hanyut berdekatan dengan istana raya yang dengan takdir Allah swt Asiyah ada dipinggir sungat tersebut.
Nabi musa di asuh oleh Fir’un. Segala kasih saya tercurahkan kepada Nabi Musa. Asiyahpun sangat saya kepada anak yang ditemukannya di sungai nil tersebut.
Pada suatu hari tibalah kejadian yang sangat hebat menimpa Fir’uan. Dia ditarik janggutnya oleh bayi yang masih kecil tersebut. Seolah bukan hanya dagunya yang sakit. Namun, seluruh kepalanya juga mau rontok. Begitu sakitnya.
Fir’aun berang, marah besar kepada sang bayi.
Asiyahpun mencoba menasehati Fir’un. “dia itu masih anak-anak, tidak mungkin menarik janggut orang dewasa sekuat itu.!” Bela Asiyah.
Kalau tidak percaya buktikan saja, apakah dia masih anak-anak ataupun sudah dewasa.
Asiyahpun mempersiapkan satu baskom yang diisi didalamnya dengan emas dan bara api. Dipanggilnya pengawal untuk dihadapkan kepada Nabi Musa as. Hal tersebut langsung disaksikan oleh Fir’un.
“Nah, kita buktikan” ujar Asiah.
Bara api yang berkobar, mengkilap diambil oleh Nabi Musa. Bara api itu sempat masuk kemulut beliau. Lidah nabi Musa hangus. Tetapi dengan izin Allah swt malaikat menepisnya sehingga tidak jadi tertelan. Nabi Musa tidak mengambil emas.
***
Dari cerita diatas. Kita dapat mengambil I’tibar, hikmah dan pelajaran. Ahli hikmah mengatakan bahwa Nabi Musa tidak terbakar tangannya ketika mengambil bara api karena nabi musa pernah menarik janggut kebesaran Fir’un. Dan nabi musa terbakar lidahnya dengan sebab pernah memanggil Fir’un dengan panggilan Bapak.
Duhai para pemimpin Aceh, Cuma satu pinta kami. Jangan gara-gara kami panggil bapak kelak kepada calon yang terpilih__lidah kami (Masyarakat Aceh) terbakar dengan api neraka. Jangan!.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Sebuah pidato untuk pemimpin Aceh 2012"
Posting Komentar