بسم الله الرحمن الرحيم
Pengajian pagi Sabtu, 17 maret 2012. Disaat kesembuhan suara Abu sudah membaik. Pengajian dengan suara pelan dan kecil.
Surah kitab Tuhfah 7, halaman 47 sangat kental ibarat dan terlihat sukar. Kalau bukan Abu yang baca pasti tidak akan mendapatkan surah yang betul.
Dalam matan baris ke 4 dari atas terasa sangat payah.
Permasalahannya mengenai ”memada pada wanita bikir {peukawennya bikir} oleh diamnya. Pada pendapat Asah.”
Jadi, sebelum pendapapat Asah ini. pensyarahan Imam Ibnu hajar dengan sebuah tanda yang kental. ”bagi Mujbir__kata’ dan bagi lainnya” Cuma ini saja yang tertulis. Kemudian dilanjutkan dengan surah lain dihadapannya.
Berarti yang yang ditandakan oleh imam Nawawi dengan pendapat Asah. Pada masalah wali bukan mujbir. Pada wali yang bukan mujbir pendapat asah meumada diam si bikir.
Selanjutnya dituliskan : ”bin nisbah kepada nikah.”
Jadi wali bisa melaksanakan nikah bila si anak tidak menyahutnya. Diam saja ada ada menangis untuk menolak. Sedangkan kalau pada masalah lain, misalnya: menjual sawahnya, menjual hartanya. Ini tidak boleh dengan diam si bikir. Walaupun itu wali mujbir. ”diam tak selamanya emas.”
Alhamdulillah, walaupun sukar. Namun dapat diuraikan oleh Abu dengan panjang lebar.
Bahkan disela-sela menguraikan Abu menyatakan. Ibarat Ibnu hajar saja sangat sukar kita pahami. Apalagi ibarat Al-Qur’an.
Makanya jangan congkak jadi mujtahid. Matan kitab kuning saja sukar kita uraikan. Itu karangan Ulama. Apalagi Kalam Tuhan.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Kitab Turas Saja Sukar Ibaratnya, Apalagi Al-Qur'an"
Posting Komentar