بسم الله الرحمن الرحيم
Kita sering mendengar lazim itu ada dua, lazim apa sich?.
Ini khusus bagi yang mendengar aja. Bagi yang belum mendengar. Berarti kali ini membacanya langsung, ya kee!.
Gak apa, gak usah berkecil hati.
Hehehe, maaf bercanda.
Bisa juga bercanda ya, sudahlah.
Kita jawab sekarang. Yang menjadi lazim itu memang terbagi kepada dua. Lihat aja didalam kitab Takhlis Mantek. Disana menyebutkan dua. Saya sudah melihatnya.
Pertama: Lazim bayin bi ma’na A’am.
Dan kedua: lazim bayin bima’na akhas.
Nah, satu a’am salu lagi akhas. Kedua—duanya sama-sama lazim bayyin.
Tu aja diingat dulu. emang pergertiannya gimana?.
Nah itu dia sebuah pertanyaan yang bagus. Dihalaman 6 tersebut tertulis. Lazim bayin bima’na a’am yaitu: lazin ketika kita pahami lazin dan malzum langsung kita terjazam kepada luzuk keduanya. Jadi lazim dan malzum = terjadi luzum keduanya.
Sukar kan?.
Ya, memang.
Sedangkan lazim bayin bima’na akhas/lazim zihniyan ialah; lazim ketika kita mentasaur malzum tertasaur kepada lazim.
Nah, kita contohkan!.
Lazim bayin bima’na a’am: antum tau 4?. Termasuk bagian dari bilangan genap. Empat dan genap lazim malzum. Ketika kita bilang empaaaaaaaaaat. Langsung tanpa kita sebutkan genap berarti dia genap.
Lazim bayin bima’na Akhas: kita bilang ”Gubernur Aceh?”. lazim orang Aceh. karena. Orang yang diluar aceh tidak bisa dibilang gubernur Aceh.
Nah, itu dulu coretan dari saya. mungkin salah ya maklum saja. Baru belajar. Hehehe..
Selamat meuawee!.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Pengertian Lazim"
Posting Komentar