بسم الله الرحمن الرحيم
Gelar untuk Ulama besar Syekh Zakaria Al-Ansari yang ditulis oleh anaknya: Muhibuddin
- Sayyiduna
- Maulana
- Kazi Kuza’/kazi Kuzatul Anam
- Syekh Masyayikhil Islam
- Malikul U’lama
- Sibawaihi Zamannya
- Wahidu fi A’srihi/No One Dimasanya
- Hujjatul Munazirin
- Lisanul Mutakallimin
- Muhyis sunnah
- Zinul Millah/hiasan agama
Antara syekh Zakaria dan anaknya, syekh Muhibuddin merupakan ashab seperguruan belajar. Tidak perlu malu, Satu leting belajar antara anak dengan ayah, ungkap Tgk.
Tetapi sayang, dimasa muda Syekh Muhibuddin beliau duluan berpulang kerahmatullah. Beliau tenggelam disungai Nil. Sang Ayah sangat berduka. anaknya yang tidak kalah Alim dari ulama-ulama yang lain telah duluan berpulang kerahmatullah.
Salah satu kebiasaan sang anak adalah menuliskan mukaddimah pada tulisan Zakaria Al-Ansari. Yang menjadi penerus Syekh Zakaria Al-Ansari adalah adiknya Al-marhum bernama Jamaluddin. Beliaulah yang menjadi ulama paling masyhur dan paling menonjol dimasa itu.
Ketika meninggalnya anak kesayangan Syekh Zakaria Al-Ansari menangis. Sehingga matanya buta selama 10 tahun. Setara dengan jumlah kepemimpinannya sebagai kazi kuz’a. Tetapi perlu digaris bawahi bahwa tidak baik mengatakan buta tersebut sebagai penghapus dosa selama menjabat sebagai Kazi. Tidak mungkin menurut Adat Syekh Zakaria Al-Ansari tidak adil dalam memutuskan hukum.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Ayah dan Anak Tauladan saat mengaji"
Posting Komentar