بسم الله الرحمن الرحيم
Tamat kitab tafsir jalalain karangan Jalaluddin Sayuti hari Senin, 25-5-2011. Almukarram Tgk. Abang membacakan Al-fatihah kepada Musannif usai menamatkan kitab jilid dua tafsir jalalain.
Diakhir kitab ada cerita menarik tentang isi karangan, kehebatan tafsir ini.
Cerita pertama:
Berkata Syamsyuddin Muhammad bin Abubakar Al-khatib: telah mengabarkan oleh saudara Syekh jalaluddin Mahalli[ Kamaluddin Al-mahalli.]
Dalam mimpi Syekh kamaluddin Mahalli melihat dua orang Jalaluddin sedang berbicara:
Ditangan Syekh Jalaluddin mahalli ada kitab tafsir karangan jalaluddin As-Sayuti. Maka, beliau bertanya: ”antara dua kitab tafsir yang kita karang kita mana yang terlebih bagus?.”
Imam Assayuti berkata: ”Punya saya yang lebih bagus.”
Mendengar hal tersebut, imam jalaluddin mahalli menyodorkan kitab ditangannnya tersebut. Kitab itu dibuka perlembaran. Rupanya sedang menunjukkan kritikan atas beberapa uraian Imam assayuti. Terlihat imam mahalli tersenyum mendengar jawaban-jawaban dari imam sayuti. Seolah nampak jelas bahwa kitab Imam Sayutilah yang bagus.
Cerita kedua:
Imam jalaluddin Sayuti [Abdurrahman Bin Abubakar] berkata: ”dalam Anggapanku bahwa tulisan Syekh jalaluddin Al-mahalli lebih baik dari tulisanku—sangat tinggi isi tulisan beliau.”
As-Sayuti menambahkan: ”ya, karena Aku mengangkat tulisan tafsir ini dari tulisan beliau—juga metodenya.”
Imam As-syuti memberi bayangan cerita pertama bahwa itu dalam konteks perbedaan dengan pendapat beliau. Cuma itu aku kira pada 10 tempat saja yang agak berbeda sedikit dengan beliau—al-Mahalli.
Diantaranya 1: dalam surat Shad beliau mendefinikan ”roh.” aku mengikuti definisi ini dalam surat Al-Hijir. Tetapi dalam surat Al-Isra’ tidak aku sebutkan lagi ta’reh roh. Karena berdasarkan Ayat: ”Katakan lah bahwa roh adalah urusan Tuhan.”
Diantaranya 2: dalam surat Al-hajj Beliau [al-mahalli] mengatakan ”الصابئون فرقة من اليهود” dalam surat Al-baqarah saya tambahkan sedikit[karena berpedoman dengan pendapat stani]
”الصابئون فرقة من اليهود أو النصارى”
Perlu diketahui, penambahan merupakan hal biasa dalam kalangan Ulama Fikah selama itu benar. Dan dalam Alminhaj dituliskan penambahan ini juga. Begitu juga dalam syarah minhaj ada pendapat imam syafi’i yang mengatakan bahwa As-saibun ini merupakan kelompok dari orang Nasrani. Maka inilah alasanku membuat perbedaan dengan tulisan Imam Al-Mahalli.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Tamat Tafsir dengan Dua Kisah Tawa'dhu"
Posting Komentar