بسم الله الرحمن الرحيم
Melihat Abu memakai baju putih dan peci putih kita sangat senang. Mata kita tidak mau lepas dari wajah Abu yang cemerlang. Aura ilmu dan wibawa muncul tanpa ada penghalang. Sebuah peluit terang untuk mencintai ulama datang. Dan disinilah kita melihatnya—Di MUDI MESRA.
Saya melihat Abu dengan dua cincin. Sebuah hape nokia biasa. Layaknya seorang yang alim. Selalu menjawab pertanyaan demi pertanyaan. Nomor untuk sesi pertanyaan dibuka untuk umum. Dijawab oleh Abu dengan sangat sempurna. Karena keilmuaannya.
Dua cincin Abu dikaitkan dijari manis. Bukan jari kelingkin dan bukan jari tengah. Kanan dan kiri jari manis melekat dua cincin yang lain mata. Jam tangan khas Abu melekat ditangan kiri. Kaca mata memancarkan cahaya cerah mata Abu. Memandang kami yang sedang mengaji—menuntut ilmu Ilahi.
Diakhir pengajian hari Senin, 20-12-2010 abu menjawab sebuah pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan oleh penduduk Mideun Jok. Rumah beliau bersebelahan dengan rumah Abu. Tidak menjulang tinggi tetapi merendah tawadhu’ tanpa sarang burung walet. Itulah seorang pria yang berumur lanjut. Warga masyarakat yang sangat setia mengaji setiap pagi Abu panggil dengan Abang.
”Apakah sah menikah dengan istri paman?” tanya beliau. Diakhir penghabisan waktu belajar pagi beliau minta waktu sedikit untuk bertanya. Sekedar pengetahuan dan juga amalan. Ternyata Abu berikan keluasan kepada seorang peserta pengajian. Umur tidak membatasi beliau untuk menimba ilmu agama. Sungguh penting rupanya ilmu agama.
”Istri paman [adik/abang laki-laki ayah] boleh dinikahi. Walaupun istri yang kesepuluh. Sedangkan istri ayah tidak boleh dinikahi, walau istri yang kesebelas” jawab Abu. Membuat kami tertawa mendengar "Alunan" ilmu mantek dalam jawaban Beliau.
***
Catatan senin, 20 des 2010
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Dibalik dipenampilan ada ilmu"
Posting Komentar