بسم الله الرحمن الرحيم
Betapa salutnya kita kepada ulama dahulu kala yang telah meninggalkan Tengku kepada kita. Meninggalkan kitab untuk dapat dibaca serta meninggalkan warisan itu dalam bentuk ilmu dalam dada dan tulisan dalam kitab semata.
Semua kitab ”Alliah Fiq” menuliskan masalah memardekakan lamit pada bab yang terakhir. Ini semua punya tujuan yang pasti dan meyakinkan. Tujuan untuk mendapat kelepasan di negeri akhirat kelak. Untuk mendapatkan kemenangan dan kebahagiaan dalam syurga tentunya juga merdeka dari pada api neraka.
Begitu teraturnya ulama dahulu dalam keterikatan metode mengarangkan kitab. Tidak seenaknya menulis tetapi, punya landasan yang kokoh untuk di telusuri. Sungguh ini merupakan keajaiban dalam menulis.
Kita akui ataupun tidak semua ulama Khalaf dan Salaf adalah contoh suri tauladan kita. Ulama itu mengwariskan kitab yang sangat akurat dengan datastatistik kebenaran berada pada tingkat yang sempurna. Walau mereka tidak punya titel namun punya harapan yang kuat kepada Sang Pencipta Allah swt untuk keberkahan kitabnya di dunia dan di akhirat kelak.
Penulisannyapun tidak sembarangan menulis. kalimat demi kalimat punya keterikatan makna yang sangat erat. Antara satu masalah dengan masalah yang lain tidak saling bertentangan dan tidak saling bertabrakan. Masalah di kupas secara mendalam sehingga barang siapa yang berpegang sekarang ini dengan kaedah tersebut diyakin akan sukses. Insya Allah.!
Bagi pemerintah juga punya bab khusus untuk sebuah kelangsungan pemerintahan. Untuk seorang bos juga punya agenda yang akurat untuk di selesaikan dan di amalkan. Untuk seorang kadhi punya pendidikan yang cemerlang. Apalagi untuk setiap individu manusia akan mendapatkan ilmu yang di harapakan. Beginilah komplesifitas sebuah kitab.
keberkatan merupakan modal utama dalam menulis. kita menulis bukan hanya untuk berbagi. Tetapi ingatlah bahwa berbagi itu akan berguna bila sesuai dengan kaca mata agama. Memberikan dedaunan kering tidak ada gunanya bila diserahkan kepada orang kaya. Memberikan secarik kertas putih biasa tidak ada gunanya bila di berikan kepada orang peminta-minta. Berilah ilmu niscaya akan berguna. Inilah konsep kita dalam menulis. sebenarnya ilmu itu juga merupakan lafadh yang punya tinggi rendah. Jadi tidak akurat. Namun jangan pernah menyerah. Selama masih itu merupakan ilmu kenapa tidak kita memberi.
sa kita menulis juga punya wacana yang tidak boleh lepas dari koridor ulama dahulu. Misalkan saja pada masalah niat. Padalah yang dibutuhkan adalah kasad namun di judul di tulis niat. Ini karena berpijak kepada sahib syariat yang mengatakan lafadh niat. Dan ini merupakan sebuah bahan rujukan untuk generasi masa depan untuk lebih kreatif dalam menulis tanpa memandang kepada alasan tidak berani menulis.
Salah sudah ada dipelupuk mata. Salah juga merupakan hal biasa. Kalau mau tidak salah maka tuliskanlah dulu apa saja. Selanjutnya akan membentuk sebuah tulisan yang punya warna tersendiri untuk sebuah zaman ini.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "TANPA TAKUT MENULIS"
Posting Komentar