بسم الله الرحمن الرحيم
Tangan merupakan sebuah kesempatan untuk mengumpulkan data. Semua perkembangan ilmu dan pendidikan di dapatkan dengan tangan. Tangan ibarat lidah dalam menyampaikan semua realita. Tanpa anugerah tangan tidak mungkin dapat di laksanakan penulisan. Sungguh sebuah hal yang baru dalam menjadi sebuah tulisan. Tulisan itu berbicara layaknya lidah. Namun sama juga tajamnya ibarat pisau yang di belah.
Lidah yang tajam bisa memangkas sebuah peperangan. Bisa merobohkan sebuah perselisihan dan bisa menghancurkan pertikaian. Begitu juga dengan tulisan. Dengan sangat hati-hati sebuah tulisan mampu mengundang perasaan yang amat dalam dari sebuah perselisihan.
Lidah menulis adalah tangan. Di tangan tersebut terkumpul semua jawatan. Bila ia ingin berkata baik maka dengan menulis kebaikan. Menulis sebuah nasehat dan seuntaian kata hikmat. Namun bila dia menulis yang kurang baik itu juga menjadi lidah yang kurang baik bagi tulisannya.
Jagalah tulisan layaknya menjaga lidah normal. Lidak tidak boleh di pergunakan seenaknya sama seperti anggota lain juga tidak boleh di pergunakan seenaknya. Dengan adanya jawatan ini dapat di peruntukkan bagaimana cara yang baik untuk di buat sebagai sebuah kehidupan tulisan.
Manusia menjadi hidup karena tulisanya hidup. Mengisahkan dan menceritakan dengan riang serta gembira. Ini di gunakan untuk kebaikan kehidupan tulisan. Semangat untuk hidup sama artinya mengalami sebuah dispensasai dalam perdamaian yang hakiki. Sejumlah tatanan kehidupan di rasakan oleh tulisan kemudian di ceritakan oleh tangan dalam bentuk tulisan.
Menulis mengikat kata menjadi tulisan. Makanya, dengan menulis makna dari kata yang prosedurnya di ucapkan oleh lidah tidak lagi di ucapkannya. Namun di gantikan oleh tangan yang sibuk dalam memberikan solusi dalam menelurkan kalimat demi kalimat.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "LIDAH MENULIS"
Posting Komentar