بسم الله الرحمن الرحيم
Pagi masih berkabut gelap. Matahari enggan menunjukkan cahayanya. Suasana di
seputaran pantai belum begitu gaduh. Ombak sesekali menerpa dinding tebing pantai.
Tak ada yang istimewa di pantai itu. Sampah berserakan ditepinya. Sementara alulan angin menerpa pohon cemara yang di tanam oleh pihak NGO beberapa tahun silam. Di
depan warung beratap rumbia seorang ibu rumah tangga sebut saja Ati sedang membersihkan Cafenya di pinggir pantai itu. Sapu lidi di tangganya menyapu, bergerak
membersihkan bungkusan makanan yang berserakan.
Saya yang sedang joging pagi melihat keadaan itu sebagai sebuah daya tarik wisata. Saya dan seorang teman melihat kesungguhan ibu ini dalam memberihkan pantai dan kendai dagangannya. Kebersihan di pekarangan kedai tersebut nampak di kasad mata karena melewati cafe itu lagi. Pengunjungnya belum begitu ramai hanya anak-anak dan beberapa remaja saja yang sedang olah raga pagi di tepi pantai Meureudu. Sekarang di pantai itu telah di buka untuk pariwisata pantai. Kalau hari raya di penuhi pengujung dari berbagai daerah. ”Bersih itu indah. Tapi indah harus di dahului oleh kebersihan.” bunyi tulisan disebuah dinding cafe lain Para penjaja di cafe pinggir pantai sengaja menanamkan modalnya di hari-hari libur.
Langit menyibakkan cahayanya untuk memancarkan cahaya kepantai itu. Tak ada satu sampahpun yang berserakan di langit. Dan tak ada satu butir sampahpun yang berserakan di laut. Keduanya suci dari noda dan kotoran.
Pagi hari keadaan pantai itu sepi. Tidak ada yang istimewa kalau di lihat. Tidak ada pemainan; Dan pemandangan pun seakan mengatakan ogah kepada kami untuk beralama-lama di tempat ini. Maklum saja belum ada pencanangan dari pemerintah untuk mengalokasikan dana untuk daerah pariwisata pantai ini.
Walaupun telah di buka untuk umum namun ini berkat inisiatif dari pemuda kampung Dayah Kleng saja. Karena mereka menilai bahwa pantai merupakan salah satu objek untuk mencari rezeki. Beberapa cafepun di bangun sehingga, para pengujung ketika lebaran Idul Adha kemarin jum’at (27-11-2009) pengunjung membludak di pantai ini.
”Sebelumnya pantai yang tidak telalu luas ini juga pernah menampung pengunjung sekitar 2000 orang lebih” ujar salah seorang nara sumber. Katanya lagi kalau pada acara 17 Agustus kemarin tidak di laksanakan di dua tempat maka kota Meureudu akan terjadi kebanjiran pengunjung bahkan tidak sanggup mengampung pengunjung yang sangat banyak berasal dari kecamatan lain.
Banyak acara yang di laksanakan pada kegiatan 17 Agustus tersebut. Di pantai Manohara ini diadakan tarik tambang, panjat pinang beserta sepak takraw. Di perkirakan untuk tahun depan pantai ini akan di rehabilitasi dengan keindahan yang di milikinya. Pantai manohara baru banyak di kunjungi hanya setelah adanya beberapa cafe di sana.
Pantai seolah berkata ”Jangan lagi kotori aku yang sedang di mabuk rindu pada kebersihan. Sekarang ini yang paling penting adalah mengutarakan bagaimana sebuah kendala dalam menjadikan sebuah perbandingan yang amat mengesankan. Bila di lihat dari setiap limit yang di lakukan ini maka akan lahir sebuah kota yang baik dan indah dan perlu juga pengembangan yang spektakuler dalam menalaah kota yang sedang menjadi kabupaten baru ini.
Dalam sebuah realita dapat di ketahui bagaimana orang yang suka akan kebersihan pantai. Saya dan teman saya mengatakan ”akh, kalau kota dan pantai kita ini di mekarkan pula seperti di pijay dengan pidie asli maka mungkina akan menghasilkan sebuah suasana pantai yang asri.
Dari hasil perjalanan pagi hari di beritakan bagaimana sebuah perjalan singkat ini mengalami pengembangan yang serba aktif. Dalam sebuah perjalan di kehidupan ini dapat di lihat bagaimana pancaran yang timbul dari sebuah pantai yang lama tidak di jamah oleh tangan manusia ini.
Keindahan akan kembali ketika di solek oleh sebuah tangan yang trampil. Tangan inilah yang di tunggu-tunggu oleh pantai yang sama dengan nama artis. Tapi bukan ketrampilan sang instruktur yang di perlukan melainkan kebaikan tangan sang pembersih pantai. Pahlawan itu sedang di butuhkan di sepersisir pantai yang beralokasi di kabupaten pijay ini
Menunggu pagi tiba kami asyik dengan ombak di sekeliling pantai. Perjalan pagi ini membawa sebuah keberuntungan bagi penambahan ilmu pengetahuan kami sebagai seorang yang mempunyai warna lain terhadap pantai kita. Kapan pantai meureudu mengikuti kontest pantai sejagat ya? Walau kedengarannya negatif namun yang kita inginkan adanya hal yang positif terhadap pantai kita ini.
Seperti biasa pantai itu sangat ramai ketika hari libur tiba. Hari lebaran dan peringatan 17 Agustus juga ramai. Keramaian itu mengakibatkan butiran pantai menjadi penting untuk di bersihkan. Karena dengan kebersihan pantai akan menjadi daya tarik pengunjung dan menghasilkan sebuah investasi yang besar untuk kehidupan masyarakat di sekitarnya kelak. Dan ini merupakan sebuah hal yang perlu di tanamkan untuk perkembangan pijay di masa yang akan datang.
*Tugas feature Bapak Halim Mubary
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Langit di Pantai Manohara"
Posting Komentar