بسم الله الرحمن الرحيم
Banyak sekali orang yang akan menuliskan isi hatinya tapi kadang luput dari niat yang tulus dari hati. Ketika saya membacakan kitab majelisus saniyah saya merasakan kebahagiaan yang tiada tara. Ini di akibatkan dari apa yang di katakan oleh sebahagian ulama seandainya saya dapat menuliskan banyak kitab maka akan memulai dengan hadist Niat.
Segala sesuatu sangat tergantung dengan niat. Menulisakan sesuatu bukan seenaknya saja begitu juga ketika dalam membacakan sesuatu bukan terlepas dari kegiatan yang di ikat dengan hati. Kalau orang yang saleh dari kalangan ulama dahulu bersih hatinya dalam menuaikan kemenangan dalam hati.
Kita sangatlah kagum pada kata ulama yang sangat patut di jadikan sebagai panutan tersebut. Mereka bukan menuliskan dengan diary sendiri sehingga mau menampakkan kebaikan dari kisah hidup yang pernah di raihnya, tapi mereka menginginkan kebaikan yang pernah di dapatkan selama dalam hidup dapat di terima oleh akal pikiran dan dapat bermamfaat kelak demi kebaikan dunia dan akhirat.
Bacalah sendiri di halaman ke empat kitab hadis tersebut. Pasti akan mendapatkan bagaimana sebenarnya niat ulama dahulu dalam menuliskan apa yang di dapatkannya demi agama. Hadist yang sangat singkat tapi punya makna yang paling luas. Kalau seandainya saya dapat menuliskan seratus kitab maka hadis tersebut yang akan saya tuliskan pada permulaannya. Ini sebenarnya yang perlu di galakkan pada penulis muda kita sekarang ini bukan perkataan lain yang sangat kalah bobotnya bila di bandingkan dengan tutur kata Nabi.
Nah, sudah jelaskan kalau orang dayah juga bisa menulis. Bahkan dengan referensi yang sangat akurat di dapatkan dalam kitab. Kalau kesempatan untuk menulis di pergunakan maka tak membosankan. Karena penjelasan yang penting langsung di dapatkan di dalam kitab.
Untuk mengkekalkan ilmu yang ada di jiwa marilah sama-sama menyedekahkannya lewat tulisan. Bila mau kita dapat membacakannya kembali dalam catatan kita. Maka adalah sebuah kesempatan yang amat mulia bila telah mampu mempengaruhi diri dalam keseharian. Maka janganlah pernah menganggap kesempatan itu sebagai sampah dalam kehidupan. Ilmu yang telah di dapatkan di dayah bukan hanya untuk menghilankan kejahilan bagi diri sendiri, tapi juga bagi kehidupan orang lain.
Menuliskan seratus kitab dalam hidup merupakan hal yang sangat mulia dari cita-cita sebagian ulama. Tapi yang lebih mulia lagi adalah mereka menginginkan dapat menuliskan sepatah hadist Nabi pada permulaannya sebagai tanda pentingnya membaguskan niat bagi seseorang dalam melakukan semua aktifitas. Yang di bacakan bukan hanya isi dari sebuah karangan tapi mulai dari kepala hingga sampai kepada isi mampu mengindahkan perkataan dan perbuatan.
Menganngap mulianya sebuah tulisan dapat terlihat dari niat seorangg pengarang dalam menuliskan isi tulisannya. Kalau yang di pelajari di dayah tak lepas dari bagusnya niat dari pengarangnya sendiri. Ini mungkin yang sekarang ini sudah banyak yang larut dan luput di masa moderent.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Ikhlasnya orang dahulu menulis"
Posting Komentar