بسم الله الرحمن الرحيم
Menulis, yuk” kata seorang teman kepadaku lewat pesan singkatnya.
Apa menulis, membaca aja malas.”gumanku dalam hati.
Kejadian ini acap kali kita temukan namun apa seolusinya? Tersebar seluruh media internet semua tulisan yang mengembangkan tentang menulis. Sebenarnya juga bukan sebuah hal baru di dunia ini tentang keajaiban menulis. Bagi sebahagian orang menulis sangat membosankan. Dan bagi segelintir orang lagi menulislah yang di geluti sekarang ini. Salah satu media dan jaringan terbesar di seluruh dunia adalah menulis. Kita tidak boleh lekang dari mata rantai menulis bila ingin menggunakan dunia modern sekarang ini.
Apapun bisa kita tuliskan!! Ini adalah sebuah logika ilmu. Menuliskan yang saja ajak di sini bukan hanya menulis yang bersifat keduiawaian saja. Banyak sekali ilmu agama yang masih tersimpan rapi dalam kitab-kitab kuning dan perlu di Adopsi supaya ummat sekarang ini tahu kandungan isi kitab dan mengamalkannya.
Di bulan Ramadhan ini. Sebaiknya kita pergunakan waktu untuk memulai menulis. Jadikan menulis sebagai ladang amal bagi kita umat islam secara keseluruhan dan juga dari pihak Tgk secara khususan. Bagi Tgk yang berada di dayah bila ada kesempatan untuk menulis jangan lupa di tuliskan surah-surah kitab. Apalagi surah yang sesuai dengan referensi kitab sekarang ini jarang di temukan. Untuk mengisi kelangkaan tersebut sebaiknya di waktu luang mencoba untuk mengabadikan ilmu yang telah di dapatkan di dayah dengan mengandalkan sebuah pena dan secarik kertas. Insya Allah akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
”Yang patut menulis itu kita” inilah selogan yang mesti di tanamkan dalam diri. Kalau ilmu hanya Fis Sudur(dalam hati) saja siapa yang akan dapat mengambil lagi kalau jatah hidup kita berakhir. Dari semua ilmu yang di ajari di dayah. Sangat berpotensi sekali bila di tuliskan dalam bentuk tulisan. Siapa tau menjadi bahan masukan bagi orang lain yang membutuhkan.
Menulis ibarat dunia baru di dayah. Dengan menulis dapat mengembangkan apa yang di sampaikan lewat satu ibarat singkat dalam kitab. Kita mengetahui satu kalimat A, misalnya. Idrak dan tasawur sudah di jalaskan dalam kitab. Di dalam kepala manusia ada insting untuk mengembangkan. Rasa ingin tau apa itu A bagi orang yang tidak tau selalu ada. Namun kadang tanpa di sadari tidak ada yang mengontrolnya sehingga hilang begitu saja. Nah, disinilah kesempatan bagi Tgk menjelaskan pandangan agama terhadap A tadi. Bagaimana bila di amalkan dan salahkan dengan hukum Tuhan. Dan sebagainya. Banyak sekali penjelasan yang mampu di ungkapkan oleh seorang Tgk dalam melahirkan sebuah perpanjangan dari kalimat A.
Bukti nyata dapat kita lihat. Dalam tulisan kitab, tersusunnya sebuah kitab/bab/fasal dalam tiap pambahasan itu ada dasar pertanyaan juga. Kan dapat di kenal dengan Fa jawab soal yang di takdirkan. Di takdirkan oleh siapa?. Ini tentu pengarang kitab yang menakdirkan dan di jelaskan pada kita. Berpijak dari kebijakan yang di ambil oleh seorang pengarang ini maka, dari itu kita dapat mengambil metode ilmiah ulama dahulu untuk di jadikan sebagai bahan pegangan dalam menulis. Tidak ada salahnya kita menulis. Tidak ada larangn dalam Al-Qur’an bagi kita untuk menulis yang menguntungkan umat.
Ceceran tulisan Ramadhan1430 H/2009 M
Artikel keren lainnya:
4 Tanggapan untuk "Malas Membaca Rajin Menulis"
klo mals menulis rajin mwmbaca gmna tgk....
klo mals menulis rajin mwmbaca gmna tgk....
oe. itu. kalau rajin membaca tidak apa-apa teruskan saja apalagi baca kitab. sangat baik. tapi alangkah baiknya bila bisa menuliskan nya lagi. agar ada kebaikan ganda
Ya, silahkan Onedi belajar membaca kitab dengan yakin dan sungguh sungguh. insya Allah akan bisa..
sukses...
Posting Komentar