بسم الله الرحمن الرحيم
Pada suatu siang jum’at sebuah pesan singkat masuk. Bunyinya begini :” Hai, lagi ngapain ne! Tlg tlfon ke sini sebentar!
Saya sudah menebak siapa yang mengirimkan pesan singkat ini. Karena nama yang tertulis hanya dengan inisial Ali, sedangkan nama lengkap sudah saya ketahui. Tidak lain adalah teman sekuliah. Tanpa ada basa basi langsung saya balas dengan balasan yang sesuai. : ”oe, ne Ali ya!” lagi ngapain ja? Kox nelp segala?
Teman saya ini menginginkan untuk berbicara dengan saya tetapi karena saya rasa kurang begitu penting saya balas lewat SMS supaya mengatakan secara tulisan saja. Dalam balasan tersebut banyak sekali yang ingin di ungkapkan tetapi karena saya lebih suka menulis maka jalur yang saya tempuh adalah dengan menulis beberapa pucuk balasan SMS.
Alkisah, apa yang terjadi siang ini merupakan sebuah kejadian yang paling berkesan bagi saya. Dan ini merupakan sebuah tulisan yang ingin mengupas bagaimana enaknya menulis SMS dari pada berbicara lewat telpon apalagi biaya yang di kerluarkan ketika berbicara sangat mahal. Dan juga bicara membutuhkan kosentrasi yang matang bila di bandingkan dengan menulis SMS.
Kejadian yang menimpa diri ini menjadi pelajaran yang singkat bagi saya untuk dapat menuliskan pengalaman mengasyikkan ini. Banyak hal yang di dapatkan dengan menulis. Dengan mempunyai HP dapat membantu kita dalam mencapai semua cita-cita mulia yaitu menulis.
ulut dan tangan kita akan meronta ketika haknya tidak di berikan. Dalam melakukan aktifitas nulis dan balas SMS, Yang lebih utama adalah permainan tangan. Tangan harus di berikan haknya untuk berkata apa yang diingini_nya; Apa yang di sukainya untuk di lahirkan; dan untuk itu jadilah tulisan yang serba konplit dan teramat mewah, dengan kemewahan nya sendiri tentunya.
Menulis dalam konteks SMS lebih menitik beratkan kepada kesiapan individu dalam menelurkan sebuah kata yang baik. Yang sesuai dengan apa yang di inginkan oleh hatinya. Isi hati bertelur menjadi akar yang berkesinambungan. Dengan mulut yang diam tangan dapat bergerak secara vertikal dan horizontal. Mampukah kita membendung tangan ini supaya tidak lagi bergerak dengan tanangnya? Tentu ini merupakan sebuah pertanyaan untuk jawaban dalam menentukan minat menulis dalam diri pribadi setiap orang. Dengan menulis orang dapat mengungkapkan apa yang tidak di ungkapkan oleh lidahnya..
Mengingat pada potensi menulis yang masih sangat besar. Kehidupan bukan lagi di zaman Belanda. Kalam kita di ciptakan dengan memakai bentuk huruf dan bersuara begitu pula kita yang sebenarnya juga memakai bentuk huruf namun tidak menggunakan suara. Yang nampak adalah hurufnya sedangkan suaranya masih tersimpan rapi di tempat yang tidak di ketahui oleh orang lain. Bahkan ini dapat mengekalkan apa yang di maksudkan oleh sebuah hati dalam menyampaikan maksudnya.
Betapa romantisnya kisah romeo dan julio bahkan yang lebih romantisnya lagi bila kita baca tulisan surat-surat yang menandakan perasaan hati yang sangat mendalam. Hati boleh tidak di ketahui oleh banyak orang dan boleh tertutup tetapi manakala telah di goreskan dalam bentuk tulisan rupanya hasil kerja tangan ini amat spektakuler untuk di pubikasikan dan di ketahui oleh banyak orang.
Sejarah mencatat bagaimana peranan tangan dalam eramoderent sekarang ini. Banyak naskah yang di tuliskan tangan kekal sepanjang masa. Berbeda dengan sejarah lewat mulut saja. Kemenangan bangsa Indonesia juga dapat di baca lewat naskah dan manuskrip kuno yang berhasil di tulis oleh sejarawan indonesia. Betapa pentingnya menulis dalam menggembangkan diri menjadi merdeka sebagaimana merdekanya bangsa ini dari penjajahan.
Sekarang mungkin bisa dikatakan masa keemasan untuk menulis. Semua orang dapat menulis. Mulai anak-anak hingga orang dewasa mampu menulis. Dengan Hp seseorang dapat menulis pesan-pesan singkat yang berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam. Tanpa ada yang ”me_neror,” sebuah tulisan lahir dari tangan-tangan yang benci menulis. Sebenci apapun seseorang kepada dunia menulis, namun ketika sudah menulis satu pesan singkat dia juga telah mencoreng kebencian itu dengan satu amanah yang amat berharga. Singkatnya rasa cinta kepada tulisan lambat laun akan bangkit juga. Yang penting adalah membiasakan menulis dan menulis. Bila orang yang kaya dan mudah dalam mengisikan pulsa mungkin saja menulis SMS lebih membosankan tetapi ketika uang di kantong Cuma hanya tingga seadanya maka yang lebih mudah dilakukan adalah mengirim pesan lewat SMS alias menulis.
Wallahu a’lam
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Ketika Mulut Diam Tangan Meronta"
Posting Komentar