بسم الله الرحمن الرحيم
Sebuah Email dari teman menggugah hati saya untuk menuliskan naskah tulisan ini. Email tersebut berisi perintah untuk menuliskan isi hati dan perasaan. Tulisan yang dituliskan berdasarkan apa yang terlintas di kepala, menjadi sebuah hal yang indah terutama dalam mengingat kembali sebuah nostalgia lewat penulisan gagasan atau ide.
Dalam menulis banyak sekali rintangan yang di hadapi, apalagi statusnya sebagai penulis pemula. Orang yang biasa menulis belum tentu dapat melalui rintangan dengan mudah. Tapi setidaknya dengan banyak menulis, sudah termotifasi dalam menuliskan semua realita yang di butuhkan untuk menulis.
Ternyata menulis gampang-gampang susah. seperti yang di katakan oleh teman saya tersebut. Saya merasa email teman ini adalah sebuah motifasi yang paling baik untuk memulai menulis bagi diri pribadi. Saya menyimpulkan menulis itu memang mudah, asalkan kita melakoninya dengan hati senang.
Terus bagaimana memulai sebuah tulisan.?
Ada beberapa cara memulai mengembangkan bakat menulis. Diantaranya:
Pertama: Menulis refleksi Perasaan.
Setiap orang mempunyai perasaan yang peka terhadap lingkungan sekitar. maka hal ini akan memudahkan untuk menulis. Ini menunjukkan kepada pentingnya sebuah hal baru yang akan di tuliskan. Kalau apa yang kita lihat di sekitar kita mempunyai sebuah perasaan yang baru maka langsung saja di noteskan di dalam book story. Dan ini jangan lupa bahwa story tersebut suatu saat akan berfungsi dengan baik sebagai pemulih hati dan juga sebagai bacaan yang memuat kaset nostalgia masa dahulu kala.
Kedua: Menulislah Karena Merasa penting.
Sikap kita sangat mendukung untuk menulis. Lihat saja bagaimana sebuah pesan singkat dapat di tulis oleh semua orang. Setiap ilmu yang di dapatkan merupakan sebuah kepantingan. Ilmu yang di dapatkan dari hari-kehari memang sangat berbeda. Perbedaaan ini sebenarnya mendatangkan keinginan untuk menggedungkannya menjadi untaian kata dalam buku. Denah karya tulis sangat penting. Maka apa yang di rasakan pun mesti penting, sehingga timbulnya keinginan yang besar untuk menulis.
Ketiga: Tuliskan, Apa Saja Yang Terlintas Di Pikiran.
Terapi kesehatan menulis tertantang langsung di pikiran orang yang sedang mengalami gangguan. Seorang yang punya kesanggupan berjalan dapat berjalan langsung ke tempat tujuan. Ini membuktikan sarana untuk menulis tergantung pada orangnya. Pikiran kita beda. Seperti kata orang Bijak. “rambut sama hitam tapi pikiran beda.” Ini ada betulnya pikiran kita ini tergantung dari orangnya. Dalam satu kelas saja anak-anak tidak punya pikiran yang sama. Dengan bekal lintasan pikiran, kita akan terbawa dan leluasa ”berselancar” dalam alur pemikiran dan selanjutnya akan terbawa kepada sebuah tulisan. Maka menulis merupakan cara alternatif dalam menghidupkan pikiran yang kaku.
Keempat: Cobalah Menulis Dengan Bahasa Pribadi.
Sebenarnya semua orang punya tata cara berbahasa yang berbeda dengan orang lain. Dengan menulis, bahasa yang di sampaikaan tampak lebih fleksibel dari sapaan biasa dengan lisan. Ini menunjukkan betapa bedanya menulis dengan bahasa sendiri. Jangan takut orang lain tidak mengerti karena bahasa yang di tuliskan juga dalam bahasa indonesia. Kita mempunyai kesempatan untuk menguraikan kata dengan seni kita sendiri. Halus ataupun kurang menarik gaya bahasa, itu memang masalah yang harus di hadapi, namun menulis bukan hanya terhenti pada apa yang kita tuliskan saja. ada langkah selanjutnya yang harus di perhatikan lagi yaitu di tahap pengeditan naskah. Nah, mudah kan....?? Apa saja yang ada di kepala langsung di tuliskan mengiringi kata pertama sebagi raja dari tulisan kita. .
Kelima: Gunakanlah Ide Yang Singkat.
Ide di alam khayalan tanpa di tanamkan lewat tulisan akan hilang di hapus oleh ombak kelalaian. Kelalaian yang di hadapi akan mengakibatkan terjadinya sebuah kerja yang tidak pantas untuk di lakukan. Ide timbul kalau kita memaksakan diri untuk memfokuskan diri pada masalah apa yang sedang timbul di kepala. Dengan memeras otak maka tujuan yang di tuliskan akan nampak menjadi menyatu. seolah ada dorongan yang kuat agar air natijah segera keluar dari dalam kepala. Secara pandangan kasad mata memang kepala kita biasa saja. Tapi jauh di dalam kepala tersimpan sebuah ”mega pabrik” yang sedang bekerja. Kerja dari ”mega pabrik” menghasilkan produksi yang dapat di manfaatkan oleh orang lain dan mungkin saja di butuhkan oleh orang banyak. Nah, nyatanya sebuah ”mega pabrik” akan menghasilkan produk bila ”mega pabrik” tersebut aktif dalam penggunaan seluruh elemen mesin. Begitu juga kepala kita butuh pengorbanan yang kuat untuk jadi sebuah pabrik yang menghasilakan mutu dan kualitas barang produksi yang bagus.
Wallahu a’lam bis sawab.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "5 Terapi Lewat Tulisan"
Posting Komentar