بسم الله الرحيم الرحيم
*Ide menulis*
semua orang berbeda dengan orang lain. Perbedaan itu dapat di ketahui lewat menulis. Ketika ide di dalam pikiran di tuangkan dalam bentuk tulisan, nampaklah perbedaan seorang dengan orang lain. Banyak sisi perbedaan yang di dapatkan. Apalagi dapat menjadi tambahan ilmu. Ide tersebut terdapat di dalam pikiran yang sehat. Anda bisa mengembangkan ide dengan menulis.
Anda seorang pelajar? Tentu ide anda masih sangat gemilang. Anda bisa menulis cita-cita anda untuk di kembangkan. kemudian anda juga bisa menulis bakat yang anda miliki untuk menjadi pelajaran bagi orang lain, mudah kan?
Memang, Dalam diri manusia terdapat ”nutrisi ide.” Tanpa menulis ide tersebut akan hilang di telan oleh masa dan waktu yang berlalu. Bila anda ingin kehidupan anak-anak Indonesia seperti yang di inginkan oleh agama. Maka bisa anda tuankan ide dan gagasan anda kepada orang tua untuk membina anaknya di jalan yang benar. Semua terserah anda..!!!
*Malu menulis*
Istilah malu hanya memutuskan cita-cita yang mulia(bukan nama orang Lhoooe..!!!). Apakah menulis termasuk sebuah ajang kejahatan?
Bila jawabannya ”Ya” Maka, boleh saja anda tidak menulis, tetapi bila jawabannya ”tidak” Maka, pantaskan anda merasa malu untuk menuli.....ssss?
*Gaya menulis*
Terserah Anda? Bila anda ingin menulis, saya tidak bisa mengatakan gaya apa yang harus anda lakukan. Tergantung kebiasaan membaca..!
Sssstt, emang menulis itu seperti berenang?
Beruntung bila ada sungai di samping rumah ataupun rumah dekat laut, tapi bila jauh bagaimana? Lain orang lain pula gayanya. Menulis sama juga dengan bicara. Lihat bagaimana logat berbicara. Maka, anda bisa meniru gaya temannya berbicara untuk di tuliskan. Mudah kok..!!!
*Kesempatan menulis*
Kalau menyinggung masalah kesempatan bisa di tarik sebuah kesimpulan (walau kesimpulan konyol): ”Semua punya kesempatan-semua tidak punya kesempatan.” Semua orang di sibukkan oleh kesibukannya. orang yang tidak punya kesempatan adalah orang yang di sibukkan oleh kesibukan.
Anda sibuk dengan kerja maka kesibukan kerja menjadi penghambat untuk menulis. Anda sibuk dengan cinta maka cinta tersebut melilit anda untuk tidak menulis. Bahkan. anda punya banyak waktu luang? Diapun bisa meredamkan kesempatan menulis anda bila tidak pandai menyiasatinya. Hati-hatilah dengan kesibukan,okey..?
Ingat, bila ”kesibukan” anda pelihara maka ia akan menjadi parasit bagi cita-cita anda untuk menulis.
*Kesenangan menulis*
Lain orang lain pula kesenangannya. Ada yang senang membaca. Ada pula yang senang berbicara. Juga ada senang berolah raga. Banyak sekali kesenangan di berikan oleh Allah swt di muka bumi ini. ”Veriety is the spice of life.”
Dan, jangan lupa ”menulis” juga merupakan sebuah kesenangan. Diantaranya: kesenangan mata dengan membaca apa yang telah dituliskan tangan. Kesenangan pikiran karena telah menumpahkan semua isi perasaan. Kemudian kesenangan saat membaca kembali sesuatu yang telah kita tuliskan.
*Suara tulisan*
Layaknya bicara, tulisan juga mempunyai suara. Salah satu yang sedang populer sekarang ini adalah suara SMS. Ungkapan hati dapat di ketahui dari model tulisan yang di kirimkan. kalau tulisannya di kirimkan dengan huruf kapital. Maka, menggambarkan amarah, perasaan yang memuncak, kehebatan dan juga perintah.
Bila ingin mengatakan sesuatu mungkin amat sukar dengan kata-kata. Bahkan kita kadang malu untuk mengungkapkan masalah kepada orang lain dengan kata-kata. Nah, solusi yang lain bisa di tempuh lewat jalan menulis. suara hati kita bisa di noteskan dalam tulisan. Sehingga pada suatu saat bila membaca tulisan sendiri seolah-olah kita mendengarkan suara kita sendiri. Suara sedih, suara senang, suara ketika ceria dan suara ketika berduka.
Hebatnya suara tulisan ”Hikayat Prang sabi” dapat menggugah jiwa orang aceh ketika membacanya untuk berjuang melawan penjajah Belanda. padahal pengarangnya ketika itu sedang menjalankan Ibadah di Mekkah. Hanya dengan hikayat seolah-oleh Ulama tersebut yang mengatakan secara langsun di hadapan orang Aceh untuk berjuang.
*Suplemen ketika menulis*
Pernah saya membaca sebuah tulisan yang mengatkan ketika membaca hasil tulisan kita kadang penulis sendiri tidak menyangka bagaimana isi hati itu timbul. Ilmu yang kita paparkan lewat menulis tidak sama dengan menjelaskan lewat lisan. Ilmu tersebut kekal dengan di tulis. ”Kekal” di sini berarti tidak mudah lupa dalam ingatan. Bila tulisan kita berumur sepuluh tahun silampun jika pernah di tuliskan ia tidak pernah terlupakan. Energi otak kita yang terkuras dengan sebab menulis tidak akan sia-sia.
Menulislah...!!! selama nikmat itu masih ada.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "7 persoalan menulis"
Posting Komentar