Pernah pada suatu hari sedang berdiri di depan toko kawan. Tiba tiba ada anak yang ucapkan salam.
''Assalamu Alaikum, sedekah bacut'' kata anak tersebut.
Tangan anak itu di pegang oleh pemilik toko. Matanya yang layu lunglai menunduk.
''anak mana kamu. Siapa orang tuamu?".
Lama anak itu tidak memberikan jawaban. Dia cuma mengharapkan belaskasihan. Raut wajah pucat dan tidak bersemangat menambah hening keadaan.
"Apa ada mengaji?" Tanya sahabat pemilik toko lagi.
Pertanyaan itu dijawab nya dengan cepat. Tak ada ruang untuk bernafas. Saking tersambung nya antara jawaban dan pertanyaan.
''Rajin mengaji ya,'' sambil menyodorkan sekeping uang di tangannya.
Anak itupun berlalu meninggalkan kami.
***
Saat membuka kitab Abi Jamarah. Sisanya tertuliskan sebuah hadist tentang orang yang meminta-minta.
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu 'Anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
لَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ
"Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain (mengemis) sehingga ia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan tidak ada sekerat daging pun di wajahnya.” (Muttafaq ‘Alaih)
Redaksi di atas ditujukan kepada laki-laki, tapi maksudnya adalah laki-laki dan perempuan, sebagaimana yang disebutkan Imam Abi Jamarah didalam syarahannya.
Makna diwajahnya tak ada sekerat daging adalah ia disiksa pada wajahnya sehingga dagingnya rontok berjatuhan. Ini sebagai sangsi karena dirinya menghinakan wajahnya dengan meminta-minta. Pendapat lain mengatakan, ia dibangkitkan dengan wajah tanpa daging, wajahnya hanya tengkorak saja, sebagai tanda untuk untuk dirinya.
***
Dalam sebuah hadih maka di sebutkan;
Aneuk panah menyoe ka tabusu // tamaju Han meureumpek lee // menyo hajat ka tameu lagu // ie muka hu gadoh wibawa.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Abi jamarah; meminta-minta"
Posting Komentar