بسم الله الرحمن الرحيم
Pada hari Sabtu, 20-4-2013 dilaksanakan Haul Abon Samalanga (Tgk. H. Abdul Aziz Bin Muhammad Saleh) di kompleks dayah MUDI Mesjid Raya. Kegiatan ini di adakan setiap setahun sekali. Tenda-tenda indah menghiasi halaman balai beton dan depan STAI-A. suasana keramaian sudah terasa semenjak malam Sabtu. Karena agenda dimalam ini dua. Seminar tentang syariat islam di Aceh Darussalam dan jam 11 Malam dilanjutkan dengan Mubahasah para ulama mengupas tentang hukum peralihan harta wakaf untuk meunasah dibangun mesjid.
Dalam acara seminar inti pentingnya: yang jadi “gabernur” adalah orang yang bisa memimpin syariat islam/bisa menjadi kepala dinas syariat islam. Dalam logat Australia seorang pemateri menyampaikannya dihadapan ratusan para ulama dan santri.
Beliau juga Alumni MUDI dan meninggalkan mudi pada saat berlakunya dapur umum.
Setelah acara seminar dilanjutkan dengan Mubahasah. Para ulama-ulama di seluruh aceh berkumpul ke Dayah MUDI Mesjid Raya. Dalam halaqah Mubahasah dapat dilihat semua oleh para santri. Ketertarikan melihat wajah-wajah ulama di Aceh kian bersemangat di kalangan santri dan pengunjung yang menghadiri malam puncak Mubahasah ini.
Sekitar jam 2 malam acara ini pun ditutup.
Dalam sesi penutupan acara ini salah seorang ulama menyatakan sebuah permintaan. Kalau dulu setelah usai mubahasah ada Abu panton yang memberikan sedikit nasehat. Namun sekarang beliau kurang sehat. Maka di mintakan sedikit nasehat dari Waled Nu selaku guru dan ulama dunia.
Waled memberikan nasehat, diantaranya: kita selaku orang yang berilmu harus bisa mentransfer ilmu ke masyarakat. Bukan hanya lewat berlomba-lomba mendirikan dayah saja. Namun apapun caranya tetap dikedepankan beut dan seumeubet dalam segala aspek kehidupan.
Kemudian beliau juga memberikan petuah tentang saling menghormati antara sesama dayah. Karena hakikat kita ini adalah satu arus dengan ilmu yang diberikan oleh Syekh Abuya Muda Wali. Sekarang ini Tgk sudah bercelana, “orang lain” sudah bersarung. Tgk sudah dirikan sekolah didayah. “Orang lain” sudah buat dayah. Inilah hakikat dari Al-alam mutagayyir dalam ilmu mantek. Ujar Waled disambut dengan senyuman para pendengar.
Akhirnya waled mengatakan bahwa jikapun nanti kita harus menerima kenyataan bahwa ulama-ulama sepuh kita di panggil kehadirat Rabbi. Maka hendaknya ada seorang yang dituakan diantara para ulama-ulama. ada seorang yang dimintakan nasehat dan fitwanya kelak. Demi kemuslihatan agama yang kita cintai ini. Papar waled membuat sebagian pendengar berlinang air mata.
Lebih mengharukan lagi ketika mengikuti doa bersama kepada Almarhum Abon. Samadiah dipimpin langsung oleh murid senior Abon. Beliau merupakan ulama kharismatik Aceh sekarang. Linangan air mata beliau kepada Abon tertumpahkan lewat doa samadiah yang Abu Kuta bacakan.
Samadiah diikuti oleh ribuan jamaah. Terdiri dari santri, alumni dan pengunjung. Acara ini dilaksanakan jam sekitar jam 9 lewat. Hangatnya berdoa untuk almarhum Abon sangat terasa. Ditambah kebersamaan dengan para ulama didalam Mesjid Raya samalanga.
Alhamdulillah, akhirnya bisa mengikuti 3 acara pokok di Haul Almarhum Abon ke 24 ini__Seminar, Mubahasah dan Doa Untuk Almarhum Abon. Kini MUDI Mesra tersimpan sejuta kenangan dalam catatan saya. Dari MUDI saya berasal, Untuk MUDI saya menulis dan kepada MUDI akan selalu ku kenang.
Hikz…hikz….hikz…
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Hangatnya Haul Abon ke 24 "
Posting Komentar