بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan seni hidup menjadi indah. Dengan ilmu hidup menjadi mudah dan dengan iman hidup menjadi terarah. Bagaimanakah seni berpidato isi kitab kuning itu?.
- Meningkatkan minat pendengar
Orang yang punya minat akan menyimak dengan baik isi pidato yang disampaikan oleh pendai. Ibarat orang yang punya minat honda. Dia akan merasa memiliki honda tersebut. Mendengarkan suara kenaplotnya, mendengarkan suara mesin tiap hari. Memerhatikan suara grik-grik yang terjadi gara-gara tidak diservis. Intinya perhatian kepada honda disebabkan minatnya kepada kenderaan ini supaya layik jalan. Begitu juga minat pendengar pidato.
- Meningkatkan perhatian
Perhatian pendengar berbeda-beda. Tergantung bagaimana seorang pendai menarik perhatian audiens. Contohnya saja pendai kondang. Cara beliau dengan memanggil pendengar. Misalnya ketika sudah agak lama berbicara, dengan suara lantang memanggil: ”Buuuu,, bu,,u,, Ibu.uuuk!.” audienspun menjawab serentak. ”Ya....a,”
Sama seperti pernah terjadi ketika pesantren kilat. Seorang pendai memanggil para siswa. Dengan semangat para siswa menyahutnya serentak disertai tawa.
Dapat disimpulkan bahwa para audien ada perhatian sama pembicara.
- Menyajikan materi secara sistematis, teratur, terarah, luas dan mendalam.
Isi nasehat, syair, gubahan cerita hikmah sangat sistematis untuk disajikan. Cara penyajiaannya digubah dalam bahasa yang teratur. Mulai dari alur, intonasi, mimik juga diperhatikan. Pembicaraannya mengarah kedepan dalam laju alur terarah.
Boleh juga, sejarah yang terjadi sekarang dikaitkan dengan zaman Rasulullah/para sahabat/para ulama dahulu.
Sehingga kejadian dimasa dahulu menjadi pelajaran dan mau’izah untuk masa sekarang.
Keterkaitan masa sekarang tidak bisa dilepaskan dari masa dahulu. Kait mengkait ini menjadi sebuah rantai pidato yang kuat dan memajukan roda sepeda perhatian dengan indah.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Seni Berpidato Surah Kitab"
Posting Komentar