Berbicara masalah qadha dan qadar sama dengan berbicara problema yang sulit. Sulit menjelaskan, sulit menguraikan dan sulit memetakan. Setiap manusia yang dilahirkan kedunia ini telah ditakdirkankan sesuai dengan qadha dan qadar Allah swt. Jadi “langkah, rauseki, peuteumuen dan mawot” sudah siap menanti—tinggal menjalani.
Bagaimanapun usaha menghindari/menolak tetap tidak ada kuasa pada manusia. Begitu juga, bagaimanapun usaha untuk “menarik” tetap juga tidak punya kuasa.
Ulama salaf saleh r.a menjawab pertanyaan tentang qadha dan qadar. “Qadha dan qadar adalah engkau mengetahui bahwa sesuatu yang menimpa kita tidak akan tersalah kepada orang lain. Dan mengetahui bahwa sesuatu yang tidak menimpa kita tidak akan terjadi pada kita.”
Dalam bahasa arabnya:
ما اصابك لم يكن ليخطأك وما أخطأك لم يكن ليصيبك
Kisah:
Pernah ditanyakan kepada saidina Ali karamallahu wajjah: saidina Alipun memalingkan wajahnya dari hadapan orang itu. Sehingga 3 kali ditanya masalah qadha dan qadar beliau tetap memalingkan mukanya. Pada pertanyaan yang keempat baru beliau menjawab dan menatap kewajah sang penanya
Saidina Ali: “Ketika Allah swt menciptakan makhluknya. Allah ciptakan engkau sesuai dengan Kehendak-Nya ataupun dengan kehendakmu?.”
Penanya: “Kehendak-Nya”
Saidina Ali: “Menghidupkanmu sesuai Kehendak-Nya ataupun sesuai kehendakmu?.”
Penanya: “Kehendak-Nya”
Saidina Ali: “Mematikan kamu sesuai Kehendak-Nya ataupun kehendakmu?.”
Penanya: “Kehendak-Nya”
Saidina Ali: “Membangkitkan kamu, sesuai Kehendak-Nya ataupun kehendakmu?.”
Penanya: “Kehendak-Nya”
Saidina Ali: “Menghisab di akhirat sesuai Kehendak-Nya ataupun sesuai kehendakmu?.”
Akhirnya saidina Ali menyuruhnya pergi: “pergi sana, tidak ada urusan bagimu tentang masalah ini.”
(Hal 10, Majalisus Saniah)
Artikel keren lainnya:
2 Tanggapan untuk "tanya masalah Qadha dan Qadar, Jangan!"
nice share
thx.....
Posting Komentar