بسم الله الرحمن الرحيم
Kelas 7 merupakan kelas yang diharap-harapkan oleh seluruh santri. Semua orang yang duduk dibawah kelas 7 punya keinginan untuk mencapai kelas 7. namun kadang ada yang ’patah sayap’ tak mampu terbang kekelas yang diinginkan ini.
Hal utama yang harus ditanamkan dalam hati adalah kegigihan dalam belajar. Tidak boleh menyiakan waktu muda untuk banyak berandai-andai, bermain dan banyak ”terbang”. Namun utamakan belajar. Ya, selalu fokus pada mengaji dan mengulang.
Kelas 7 dituntut untuk menambah tugas baru. Tugas ini merupakan tugas yang mulia. Menggantikan lokal adik-adik yang mengaji di dayah. Memberikan ilmu dan semangat kepada mereka untuk giat belajar dan bersabar dimasa belajar.
Saat mengantikan lokal tentu ada perasaan tamu__menghadapi wajah-wajah baru. Duduk dihadapan mereka sebagaimana pernah melawati hal seperti itu. Namun apa hendak dikata. Bila ini adalah tugas jalankan saja.!
Tantangan utama adalah kitab. Bila tidak mampu membaca kitab dihadapan anak-anak inilah yang sangat malu. Kita hidup dalam ke-’maluan’__hehehe. Sudah kelas 7 tetapi masih tidak bisa membaca kitab. Padahal kalau benar-benar yakin—kelas 5 sudah mampu baca kitab.
بسم الله الرحمن الرحيم
Untuk hal ini kepada yang belum sampai kelas 7, jangan lalai. Banyak lalai dimasa belajar akan menyesal dimasa mengajar.
Buktinya saja ada seorang teman yang suaranya merdu—dipakai untuk syekh zikir. Waktu kelas 5 dan kelas 6 beliau saat bulan maulid selalu rezeki. Namun apa yang didapatkan sekarang?. Beliau mengajar kelas 5 pagi. Surah-surah dahulu ada yang tidak didengarkan maka akan sukar untuk menguraikan matan dihadapan santrinya.
Saat menggantikan lokal dulu juga ada Tgk yang bilang bahwa beliau sudah lama tidak melihat kitab matan takreb. Padahal beliau sudah kelas 7—kita pikir sudah mantap dengan kitab. Ternyata memang benar lama tidak melihat kitab matan takrib ini sangat mendukung untuk tidak bisanya kitab. Jauilah!.
Hehehe, maafin, kalau bahasanya masih kental. Perlu diaduk-[dan] diaduk lagi. Biar mudah dipahami ya!.
Modal selain bisa baca kitab adalah pengalaman. Anak-anak sangat suka kalau diceritakan pengalaman. Pengalaman Tgk itu bermacam-macam. Ada pengalaman kehidupan selama didayah, ada juga pengalaman kehidupan melewati berbagai rintangan sehingga mengaji didayah. Dan lain sebagainnya. Proses pengalaman inilah yang akan menjadi pelajaran bagi anak-anak itu sendiri.
Bila belum terbiasa menggantikan lokal hendaknya dibiasakan. Memang pada bulan-bulan pertama naik kelas 7 suasana [berkisar] antara mencekam dan bahagia. Nuansa ini akan terasa biasa bila telah menjalani beberapa bulan kelas di 7.
Teringat saya akan pesan Tgk peudada ketika ada seorang teman mengadu bahwa dia tidak berani menggantikan lokal. Takutnya rasanya naik kebalai untuk mengajar adik-adik diletingnya. ”kesiapan utama adalah mutalaah dan semangat mengajar.” Ujar Tgk.
***
Selasa, 12-4-2011
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Motifasi menggantikan lokal"
Posting Komentar