بسم الله الرحمن الرحيم
1. Syaitan melepaskan dirinya dihari kiamat, katanya: Aku tidak punya kekuatan untuk menggodamu. Kamu ikut aku atas keinginanmu!. Aku Cuma mengajak, bila tidak mau tidak mengapa—tidak aku paksa. Lantas kamu ikuti aku itu pilihanmu, masuk saja dalam neraka?. Q.s. Ibrahim. Ayat: 24.
2. Beda orang mu’min dengan orang kafir. Orang mukmin diberikan kalimatan tayyibah. Dengannya terbuka pintu syurga. Kekuatan iman terdapat dalam kalimat tersebut. Persis seperti pohon—akarnya tertanam kokoh dibumi dan cabangnya menjulang tinggi diudara. Begitupula akidah orang mukmin kokoh dan amalannnya berhamburan memenuhi penjuru langit. Hasilnya satu tangkai banyak buahnya. Seperti korma.
3. Umpama orang kafir seperti kalimat yang keji. Mirip pohon pik/labu. Akarnya tidak kokoh. Buktinya coba sepak saja? Langsung tercabut. Cabannyapun tidak kokoh diterpa angin. Hasilnya satu tangkai satu buah.
4. Kalimat tayyibah[tauhid] melepaskan dari Fitnah kubur. Sedangkan dihari mahsyar tetap dipariksa amalan lagi.
5. Zalim terjadi dengan maksiat. Dan kufur terjadi dari Nikmat Allah swt yang di ingkari.
6. Afdhal: sedekah wajib diserahkan secara terang-terangan supaya jangan disangkakan pelit dalam agama. Sedekah Sunat di sembunyikan karena lebih dekat dengan ikhlas.
7. Matahari dan Bulan, keduanya merupakan sebab A’di untuk mendapatkan seluruh nikmat. Diperdapatkan nikmat disisi [i’nda] keduanya bukan sebab keduanya[bihima].
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Kesimpulan mengaji tafsir 2, hal 263-269"
Posting Komentar