بسم الله الرحمن الرحيم
*/
Dalam kitab kita sering mendapatkan syarat dan masyrud terdapat bersamaan. Ketika ada syarat pasti ada masyrud. Syarat kadang didahulukan dari masyud dan kadang lebih didahulukan masyrud dari syarat. Pada kejadian lebih duluan syarat dibandingkan masyud. Misalkan saja berwudhu lebih duluan dilaksanakan dari pada melaksanakan sembahyang.
Nah, ternyata dalam pembahasa syarat dan masyrud ini dijelaskan dalam kitab mantek. Tepat sekali pada pagi Ahad, 6-2-2011 sempat melihat sedikit tentang study mukaddam dan tali.
Jadi, Qadhiyah Syartiah ada dua, yaitu: [1]. Muttasilah, dan; [2]. Munfasilah.
Keduanya tersusun dari dua juzu’, yaitu: [1]. Mukaddam, dan; [2]. Tali. Pada qadhiah muttasilah i’tibar martabat dan pada qadhiah munfasilah i’tibar sebut.
Beda qadhiah syartiah muttasilah dengan qadhiah syartiah munfasilah
1. Syartiah Muttasilah: qadhiah yang bersahabat [talazom] kedua juzu’. Juzu’ pertama dinamakan Mukaddam dan juzu’ kedua dinamakan tali. Kedua juzu’ ini di i’tibar Mukaddam pada martabat. Artinya; bila didahulukan masyrud tetap itu namanya tali dan syarat namanya mukaddam walau letaknya kedua.
2. Syartiah Munfasilah: qadhiah yang berlawanan keduanya. Ketika sebut satu maka ternafi yang lain. Begitu sebaliknya.
**/
Dalam bahasa Arabnya dituliskan oleh Shekh Abd Rahman AL-Akhzari dalam bab Qadhiah:
جزآهما مقدم وتالى -- أما بيان ذات الأتصال
ما أوجبت تلازم الجزأين ** وذات الانفصال دون مين
ما أوجبت تنا فرا بينهما **
Artinya: ”juzu’ keduanya[muttasilah dan munfasilah] mukaddam dan tali. Qadhiah muttasilah ialah qadhiah yang talazon dua juzu’. Sedangkan qadhiah Munfasilah yaitu qadhiah yang berlawanan keduanya.”
Contoh Syarthiah muttasilah
1. Jika engkau berdoa maka akan diterima oleh Allah swt.
2. Jika kita tidur maka badan kita akan sehat.
3. dll.
Penjelasan:
Jika engkau berdoa—dinamakan—mukaddamon.
Sedangkan Maka akan...—dinamakan tali.
Contoh syartiah Munfasilah
1. Saya adakala lulus adakala tidak
2. kita adakala jadi menikah adakala tidak jadi.
Penjelasan:
Adakala lulus---dinamakan—mukaddam. Sedangkan yang kedua dinamakan tali.
***/
Jangan heran!. Mukaddam itu ada dua macam.
1. Mukaddam pada martabat. ”Syaratnya” selalu menjadi mukaddam walaupun terletak dibelakang tali.
2. Mukaddam pada sebut. Disa dirubah-rubah. Syaratnya selalu terletak diawal.
Mengapa dituliskan ”jangan heran”? Karena ada anak yang penasaran. Dalam pikiran anak-anak yang namanya mukaddam itu selalu letaknya permulaan. Dan tidak boleh dita’khirkan. Padahal buktinya salah besar.
Jadi bukan hanya didalam kitab saja bisa dipergunakan etika bahasa qadhiah syartiah ini. dalam percakapan, membaca koran dan lain sebagainya bisa diandalkan. Inilah surah kitab mantek. Sukar-sukar gampang. Enak rupanya belajar ilmu yang sederhana ini. apalagi dizaman sekarang ini sangat penting mempelajari timbangan ilmu ini. kalau sudah ada timbangan baru dimuamalah ilmunya.
والله أعلم ...!
___
Kelas 3e, Ahad, 6-3-2011
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Untuk Kita Mengerti Dua Qadhiah[Lihat Kawaisuni Mantek]"
Posting Komentar