بسم الله الرحمن الرحيم
[Sebab]:
Kekuatan Alqur’an sangat hebat. Salah satunya saya temukan saat membuka kitab tafsir. Sebenarnya tujuan membuka tafsir kali ini untuk mencari ayat yang Waled Nu bacakan saat khutbah [Jum’at, 26-11-2010]. Ayat yang menyatakan tentang tidak pantas mengkufuri Allah swt, karena manusia diciptakan dari air yang sangat hina. Tidak sama seperti nyamuk DBD, menetas dari air mineral yang bersih.
Dikitab Syarah sawi Tafsir Jalalain hal 10 saya menemukan sebuah ketaa’juban pada al-Qur’an. begitu ”mubalaghah” bahasa kitab suci umat islam. Tidak dapat ditandingi oleh makhluk yang ada dimuka bumi ini.
[Akibat]:
Berbicara masalah taukid, Qs 1:11 ... قالوا إنما نحن مصلحون
1. Dipakai “innama” memberi faedah kepada ”Hasar”
2. Orang Kafir menjawab dengan jumlah ismiyah, faedah ”dawam dan istimrar.”
Maka, ayat selanjutnya Allah Swt menjawab dengan empat buah taukid, yaitu, Qs Al-Baqarah 1:12, berbunyi ...أَلا إنّهم هم المفسدون.
Taukid 1: huruf tambih
Taukid 2: إنّ
Taukid 3: Zamer fasal [zamer pemisah]
Taukid 4: mema’rifahkan khabar
Kecaman keras terhadap orang kafir. Ternyata sebuah kalimat yang ada dalam Al-qur’an mempunyai makna yang kuat. Punya maksud yang hanya dapat diketahui oleh para ulama. Kita hanya bisa membaca saja. Mengetahui dari tafsir dan surah yang telah ditinggalkan oleh ulama.
Dalam bahasa arab sangat lengkap. Bahasa arab sedikit namun punya makna yang luas. Dengan empat buah lafadh namun punya nada ketegasan. Inilah sifat mubalagahnya bahasa arab. Pendidikan islam dengan mengajarkan bahasa kitab sangat penting. Makanya belajar kitab ulama dahulu sangat penting.
Kekuatan bahasa ditunjukkan. Umat islam sangat kuat. Dengan bahasanya saja sudah berbeda. Bagaimana kalau dengan kekuatan patroli. Bahasa mengingatkan kepada bangsa. Bangsa islam sudah tidak mau lagi belajar kepada bahasa sendiri. Orang islam sudah sibuk dengan bahasa lain sehingga lupa pada bahasa sendiri.
Belajarlah bahasa dengan baik!. Ini saja yang dapat saya tuliskan dalam halaman ini sebagai sebuah kesimpulan. Apa yang kita belajarkan didayah semuanya benar. Didayah diajarkan kebaikan. Didayah juga diajarkan kesejahteraan untuk jayanya islam dimasa yang akan datang. Dengan adanya belajar perlu kegigihan. Gigihlah untuk belajar bahasa kitab, Tgk!.
***
Catatan Jum’at, 26-11-2010
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Khutbat Waled Nu[Jum’at, 26-11-2010]"
Posting Komentar