بسم الله الرحمن الرحيم
Bukan maksud hati nak mengatakan kesalahan dan bukan kehendak tangan untuk di telusuri dalam menulis. Tetapi hanya sekedar mengatakan kebaikan saja…. Eh,, ada sebuah cerita menarik ne, mau dengar tak…!!
Pada suatu hari Abdullah bin ja'far keluar kota. Beliau sempat singgah disebuah kebun yang tidak ada empunya. Di sekeliling kebun udara panas menyangat tubuh. Suasana suhu ketika itu amat mengundang selera untuk minum. Begitu juga dengan baju yang dipakai sudah amat membasahi badan oleh oil keringat.
Tiba-tiba mata lihai Abdullah bin ja'far melihat seorang yang hitam menggunakan tangannya untuk melempar sesuatu. Ia tidak dapat melihat apa yang dilakukan oleh lelaki itu dari dalam kebun. Iapun mendekat mendekati laki-laki untuk melihat secara nyata apa yang dilakukan oleh orang berbaju putih itu.
Beberapa batang kurma dia lewati. Tidak ada satupun penghalan yang dapat menutupi tubuhnya dari pandangan seorang laki-laki yang sudah berumur. Ternyata waktu dilihatnya laki-laki itu sedang melemparkan roti kepada anjing yang berada tidak jauh darinya. Abdullah bin Ja'far hafal betul berapa roti yang di lemparkan. Tidak lebih dari tiga roti.
Kemudian Abdullah bin ja'far menanyakan kepada laki-laki itu. "Siapa kamu?"
"Aku adalah pekerja di kebun ini wahai tuan," jawabnya.
"Aku heran, apa yang sedang kamu lakukan.?" Tanya Abdullah bin Ja'far lagi.
"Kenapa heran, itulah tugasku sehari-hari wahai Cut Bang"
"Emang kenapa begitu tugas mu?" timpal Abdullah bin Ja'far.
Lamiet itupun menjelaskan bahwa ia memberikan makanan roti yang enak kepada anjing itu karena anjing itu sangat lapar dan di kampungnya tidak ada makanan yang seperti itu. Kasih sayangnya kepada anjing yang sangat lapar telah menutup mata laparnya kepada makanan itu. Sehingga walaupun lapar anjing itu lebih lapar dari dia.
Percakapanpun terjadi lagi..
Hai lamiet, berapa makanan yang engkau makan setiap hari?
Apa yang kamu lihat ini. Jawab lamiet polos.
Ternyata apa yang dilihat dari kerja lamiet adalah tiga potong roti yang di lempar oleh si lamiet untuk seekor anjing.
Kok lebih mendahulukan makanan anjing ini dari pada makanan untuk kamu sendiri hai lamiet?
Makanan itu tidak ada di negeri anjing tersebut. Yang ada Cuma di sini. Anjing itu telah datang dari perjalanan yang sangat jauh. Maka aku tidak sudi diriku menjadi kenyang dan dirinya menjadi lapar. Ujarnya.
Jadi tiap hari apa kerjamu?
Aku lipat perutku ini untuk mengenyangkan anjing itu. Jawab lamiet.
Maka Abdullah bin Ja'farpun berkesimpulan bahwa dirinya ingin juga pemurah seperti lamiet itu. Tetapi ia sadar bahwa kepemurahannya sekarang ini kalah oleh kepemurahan lamiet tersebut. Maka dengan serta merta Abdullah bin Ja'far membelikan kebun itu dari pemiliknya dan memberikan kebun itu kepada si lamiet serta memardekakan lamiet tersebut ketika sudah membelinya dari si empunya lamiet.
Alhamdulillah, tamat dech…!
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Walau ilmu dari lamiet"
Posting Komentar