بسم الله الرحمن الرحيم
Semangat perlu di tumbuhkan dalam diri manusia. Semangat itu tidak akan lahir tanpa ada sebuah realita dalam lapangan kehidupan. Di dayah perlu sekali menulis. tuliskan saja apa yang di temukan dikehidupan. Siapa tahu lama-lama akan menjadi sebuah nostalgia bahkan ilmu yang tidak kita sangka-sangka.
Misalkan saja saat kita berada di bilik. Banyak sekali kesempatan untuk menulis. buktinya pagi hari selain untuk menghafal juga di sisihkan untuk menulis. pergunakan kesempatan pagi hanya untuk menulis beberapa catatan kita. Siang dan malam hari juga punya waktu untuk di pergunakan untuk menulis. toh, surah kitab akan lengket di kepala setelah di tuliskan.
Sebuah pohon tidak langsung besar namun punya proses. Sedikit demi sedikit waktu membawanya hingga tumbuh menjadi besar. Lihat saja pernahkan seorang petani di sawah mengukur panjang padinya tiap hari. Tentu tidak kan...!
Nah, siapa tahu padinya telah besar dan siap di panen? Tentu juga petani sendiri yang merasakannya. Semangatnya tak lebih dari memberi pupuk saja, Merawat dari ilalang bersama tumbuhnya batang padi. Namun ilalang itu di buangnya. Pupuk yang berkualitas di berikan. Sementara bila ada ulat/hama yang mengganggu padi di somprot dengan obat berkualitas pula.
Begitulah kira-kira menuai konsep menulis. Persis seperti usaha petani padi yang senang kala panen tiba. Namun senang di dapat setelah adanya usaha yang giat. Kalau belum tumbuh minat untuk menulis coba saja di tuliskan apa yang ada di pikiran. Tuluskan waktu untuk menulis. siapa tahu menulis akan memberikan sesempatan untuk menyukai kita.
Lain orang berbeda spiritnya. Potensi anak dayah menulis sekarang ini semakin besar. Tidak karuan kalau tidak menulis sama saja dengan menghambarkan ilmu di tempat yang sukar di jelajahi. Sekarang ini kita penuh dengan semangat untuk memberikan seuntaian ilmu yang kita dapatkan di dayah. sempatkan kekuatan untuk menjadi dilanda untuk mendapatkan sebuah hal yang di buangkan dalam keseharian.
Selama semangat muda masih ada maka, dapat di jadikan seuntaian mahkota dalam menjadi sebuah perkembangan dalam kehidupan. Biarakan waktu menghampiri kalau tidak dapat menulis sia-sia saja.
Semangat pejuang dulu di tumbuhkan dengan mengucap Allahu Akbar 3x. Semangat menulis hari ini seharusnya juga demikian. tetapi alangkah baik kalau semangat itu tumbuh bersama dengan tumbuhnya kekuatan kalimat yang mujarab itu. Semangat itu melanda penulis untuk menulis. lihat saja penulis menjadi seorang yang berkewajiban menelurkan semangat juangnya. Semangat guru, semangat sebagai seorang ekonom dalam negara dan lain sebagainya.
Jangan takut untuk menumbuhkan semangat. Karena yang memilinya bukan orang lain. Semangat itu milik diri sendiri. Tidak haram merampas semangat untuk kita giat dalam menulis. dan juga tidak dosa untuk menulis selama masih dalam koridor islam. Semangatlah dalam menulis karena itu juga menjadi aktifitas yang mulia bila di dasari atas dasar yang mulia juga.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "menulis dengan semangat"
Posting Komentar