بسم الله الرحمن الرحيمKetika saya mau memposting tulisan ke dua saya di ”my blog.” Saya mendapatkan satu permintaan lewat pesan singka SMS untuk mempostingkan juga ”kiat-kiat agar betah di dayah.” maka saya pun mencoba untuk menuliskan apa yang saya ketahui sebatas ”kejahilan” saya selama ini. Dan dari demikian hanya mengharapkan ”Inayah” dan ”Maunah” dari Allah swt.
Perlu di ketahui, setiap menjalani kehidupan terdapat banyak tantangan yang menghadang. Ia tidak mengenal siapa dan di mana orang itu berada. Namun semua itu tidak akan terasa bila kita mampu menikmatinya. Kenikmatan itu tiada tara bila dirasakan dengan kenikmatan.
Ingin betah di dayah?
1. Semangat.
Kegiatan di dayah ibarat mendaki ke puncak gunung Himalaya. Bila seseorang sudah bisa mendaki gunung ini maka rekor yang di dapatkan melebihi dari mendaki puncak gunung yang lain. Karena gunung ini merupakan bosnya gunung yang lain di dunia dalam bidang ketinggian. Nah, gunung yang tinggi ini tidak akan bisa di daki kalau hanya memandang dari bawah saja. Kadang timbul suara malas: ”Wah, tinggi sekali gunung ini. Akh, ku batalkan saja pendakian ini. Melihat saja ke atas sudah capek apalagi mendakinya, Pasti lebih capek.”
Semangat harus di tanamkan sebelum dan sesudah berada di dayah. Lebih utama ketika sudah belajar di dayah. Untuk betah lama di dayah di butuhkan kesabaran. Di sela belajar tersebut ada banyak rintangan yang di temukan. Semangat tidak boleh luntur untuk memporak-poranda rintangan yang menghadang.
2. Cita-cita
Ketika sudah ada di ketinggian. ”Gantungkan citamu setinggi puncak Himalaya” karena engkau tidak akan mampu mendaki himalaya kalau kau gantunkan citamu di langit. Bilapun engkau tetap bersikeras menggantukan cita di langit. Maka mustahil engkau dapat mengambilnya sampai di puncak Himalaya.
Tapi lucu juga ya? Tak ubahnya cerita dongeng Aceh : jatuh dalam sumur. Ambil tangga di atas. Kemudian masuk lagi dalam sumur untuk naik? Naik yang pertama tadi dengan apaaaaAAA..?
Sebenarnya bukan duluan di gantungkan cita-cita di puncak gunung kemudian baru di daki. Ini mustahil terjadi. Tetapi sebelum tiba waktunya bercita-citalah yang mulia nanti ketika sudah belajar di dayah tinggal meraihnya saja.
3. Selalu meluangkan waktu untuk membaca kitab
Malas memang sudah bersemayam di dalam setiap dada manusia. Waktu luang jangan di habiskan untuk tidur, Bersenda gurau dengan teman. Tetapi pergunakan waktu yang tersisa di dayah untuk membaca kembali apa yang telah di ajarkan oleh Tgk. Bahkan yang lebih penting lagi adalah membaca kitab-kitab lain yang dapat menjadi mamfaat bagi penunjang pelajaran yang di berikan.
Tanpa membaca ilmu tidak di dapatkan. Kata Abati ketika pengajian pagi Ramadhan kemarin menggantikan Abu Mudi :”Banyaknya pembendaharaan ilmu agama karena rajin membaca kitab. Begitu juga ilmu yang lain.” kitab kuning sebagai bahan bacaan utama, baik sebelum tidur maupun sesudah tidur.
4. Taat beribadah
Yang paling penting dalam kehidupan adalah beribadah kepada Allah swt. karena berusaha tanpa beribadah hanya sisa-sia belaka. Guru dan kitab hanya sebagai wasilah saja. Boleh juga seorang alim tanpa guru. Boleh juga pintar tanpa belajar. Tapi kan sesuatu ada sebabnya? Bila sekolah untuk mencari ijazah. Kan ada juga orang yang tidak sekolah/kuliah tapi ijazahnya juga ada?
Sesuatu ada jalannya. Beribadahlah dengan rajin. Dayah adalah tempat untuk ibadah. Bila kedayah tidak beribadah ”ka salah jep ubat.” Ke sumur untuk mandi, buat apa kesumur kalau untuk berekreasi.
5. Mengikuti peraturan dayah
”Dimana bumi di pijak di situ langit di junjung.” bila pembaca murid SMU maka harus mematuhi peraturan yang di tetapkan di sekolah. Anda bekerja di perusahaan juga tidak boleh menyeleweng dari aturan. Semuanya harus sesuai dengan aturan instansi yang di tekuni. Nah, begitu juga di dayah ada aturan-aturan yang tidak boleh di langgar. Waktu belajar jangan telat, memakai baju seragam, salat berjamaah. Ini merupakan jalan untuk tercapainya tujuan.
6. Husnu zan dengan Tgk
Perlu di jauhkan sikap kurang senang terhadap Tgk. Baik guru yang mengajar atapun yang menjalankan peraturan dayah. Kualitas manusia berbeda. Ambilah perbedaan untuk mencapai cita-cita jangan mengambil perbedaan sebagai bumerang dalam jiwa.
7. Dukungan dari Ayah bunda
Nah, ini juga tidak kalah penting. Kadang ada niat dari hati seorang anak untuk ke dayah. tapi orang tua tidak menyetujui. Ini malah kacau jadinya. kalau kata orang tua buat apa ke dayah, kan tidak ada masa depan? Dengan sangat bijaksana harus di berikan pengertian kepada kedua orang tua dengan lemah lembut dan sopan. Semasih ada orang tua pergunakan baik-baik hidup untuk ”jak beut.”
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Kiat untuk betah di dayah"
Posting Komentar