بسم الله الرحيم الرحيم
Di bulan ramadhan tahun 2008, Saat itu terasa lelah mata duduk di depan laptop selama satu jam lebih. Menulis beberapa artikel membutuhkan energi otak yang cukup. Ide sudah sangat terkuras di dalam otak.
Kesempatan istirahat inipun saya pergunakan untuk membaca kitab ”Sirajul A’bidin.”
Alhamdulillah, ternyata hari ini merupakah hari yang berbahagia. Problema dari pertanyaan seorang teman terjawab sudah. problema seorang teman saya yang sedang membaca Al-Quran saat itu. Karena tanpa sengaja mata memandang ke arah tulisan kitab tersebut. saya ungkapkan apa yang tertulis dalam kitab tersebut kepada beliau.
”Problema yang ada pada pertanyaan Tgk, hari ini terjawab.” ujar saya.
Teman saya ini menanyakan tentang kenapa pada kanduri kadang ada yang meletakkan sepiring kecil garam di tengah meja? Dan apa faedahnya? Juga apakah ini termasuk kepada adat atau ajaran agama.
Ternyata ada khasiat yang tersembunyi yang ada dalam peletakan garam tersebut. Hari ini jawaban ”kemusykilan” itu terungkap. Yaitu ada hadist Nabi yang menyuruh kepada Saidina Ali untuk permulaan makan makanan dengan garam dan menyudahinya dengan garam pula. Tentu saja bukan makan garam, hanya mencicipinya saja sedikit disaat makan dan ketika selesai makan.
Perintah Nabi tersebut kepada Saidina Ali berfaedah sebagai obat dalam mengobati tujuh puluh macam penyakit diantaranya gila, kusta, lepra, sakit perut. Dll. Subhanallah.
Hanya dengan membiasakan kebiasaan yang baik ini akan terhindar dari berbagai macam penyakit tentu ini adalah usaha yang mudah.
Begitu mudahnya islam mengatur kehidupan. Sampai pada menu makananpun sudah ada tata boganya. Kesempurnaan di bidang makan di ajarkan oleh islam. Beginilah ilmu yang di dapatkan dari kitab kuning.
Hal ini tersebut jelas dalam kitab ”sirajutthalibin” jilid dua halaman 36, 8 baris dari bawah.
Alangkah baiknya islam dalam mengatur kesehatan. Barang siapa yang membiasakan apa yang telah digariskan maka akan mudah dalam menempuh kehidupan yang sedang di jalani ini. Menjaga kesehatan lebih baik dari pada mengobati.
Bila tidak mengerti tentu saja apa yang telah dihidangkan dalam hidangan berupa garam tidak ada tangan yang mencicipinya. Tapi kalau semua orang tau apa faedah yang dikandung dengan mencicipi sedikit garam pada permulaan makan, tentu saja pada setiap kanduri akan ada persediaan garam ”alakadar” secukupnya.
Bukan budaya yang mengatur kehidupan manusia. Tapi agama yang mengaturnya bagi orang yang tau agama. Bila ingin puasa ada cara yang harus di tempuh supaya tidak menjadi muzarat badan. Badan tidak di bolehkan untuk di hinggapi berbagai penyakit. Bahkan puasa bukan mendatangkan penyakit kalau di kerjakan sesuai dengan ajaran islam. Dalam kitab kuning di atur sedemikian rupa katagori puasa dan tata cara melaksanakannya menjadi ibadah yang sempurna. Puasa tidak sama dengan mogok makan.
Wallahu A’lam
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Mamfaat Garam"
Posting Komentar