بسم الله الرحمن الرحيم
Ketika saya sedang ngopi di warung depan rumah. Ada seorang teman kenalan baru yang bercerita pada saya. Ketika dia bertemu dengan tokoh wahabi di kecamatan “menceramahinya”.
“Palak__aku dengar ceramanya.” Ungkapnya.
Wahabi di kecamatan itu bilang. Kenapa kenduri maulid. Kan nabi tidak ada lagi?.
Tetapi ketika aku mulai bosan mendengarnya. Karena sudah lama dicermahin, aku jawab sepatah kata.
“oke, kenapa kamu naik honda. Padahal Nabi tidak pernah naik honda. Beliau naik unta.” Pungkasnya dengan nada senang karena wahabi itu langsung pergi.
***
Dan parahnya. Setelah diceritakan ini dia buka kartu.
Kalau salat teraweh dia suka ke mesjid muhammadiah itu. Karena bacaan mereka fasih dan ayat yang dibawakan panjang2. Siap salat sama juga dengan orang yang salat di meunasah. Jadi walaupun 8 rakaat namun indah waktu di imami. Begitu cerita kenalan saya ini.
====
Begitulah bayangan hidup di kampung. Fenomena agama yang kian sulut. I’tikad ahli sunnah wal jamaah di masyarakat sudah tidak begitu melekat. Islam yang kuat Cuma tinggal di dayah. Masyarakat sudah tasyaboh tentang kebenaran islam. Semoga Allah swt menjaga kami, keluarga kami serta muslimin/muslimat. Amin Ya Rabbal Alamin.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Samar Kebenaran"
Posting Komentar