بسم الله الرحمن الرحيم
Mengaji orang-orang dahulu bukan diwaktu kecil. Tetapi ada seorang ulama terkenal yang mengaji[menuntut ilmu agama] sewaktu sudah dewasa. Bersamaan dengan anaknya menuntut ilmu. Subhanallah.
Ayah mengaji anakpun mengaji, adakah dizaman sekarang ini?.
Maaf, bukan mengaji artinya membaca Al-Qur’an. Jangan salah persepsi nantinya. Kalau dimaksudkan mengaji dalam blog saya ini maksudnya adalah mencari ilmu agama/mondok di pesantren.
Oke, kita kembali lagi kepada pokok permasalahan tadi!.
Imam Zakaria Al-Anshari belajar agama bersama-sama dengan anaknya Muhibuddin. Beliau sering mendektekan ilmu yang ditulis mukaddimahnya oleh Anaknya sendiri. Namun Allah swt telah menakdirkan disemua kehidupan manusia. Anaknya yang tercinta mati syahit disebabkan tenggelam didalam sungai nil. Syekh Zakariapun hilang penglihatannya gara-gara menangis sedih ditinggal pergi ulama dimasanya sekaligus anaknya.
Ulama yang meringkas kitab matan Minhaj ini juga mempunya seorang anak laki-laki lagi bernama Jamaluddin.beliaulah yang menjadi ulama dan pandai menggantikan ayahandanya.
***
Masya Allah, sebuah keluarga yang bahagia. Semuanya punya ilmu agama. Ayah berilmu agama. Anak-anakpun memiliki ilmu agama. Apalagi umminya, tentu juga dari kaum yang terpelajar dengan ilmu yang diridhai oleh Allah swt.
Dizaman sekarang sudah sangat berfariasi. Sudah takdir dari ilahi. Hidup itu akan indah bila kehidupan bermacam ragam. Kokohnya dunia dengan beragam aktivitas. Namun kokohnya ilmu agama dengan masih tinggalnya ulama.
Ilmu yang dimiliki oleh ulama lebih berharga dari gunangan mutiara. Ilmu yang diajari oleh ulama lebih bernilai dari pada sejuta pusaka. Doa ulama lebih utama dari jutaan doa orang jahil. Semoga kita termasuk orang yang mencintai ulama dan mengikuti apa yang diajarkan oleh mereka, Amin.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Mencintai Ulama Hidup Bahagia"
Posting Komentar