بسم الله الرحمن الرحيم
Ayo kita bermain Hiem!, guman si Ali pada si Ala
Oce, emang berani nantang lon droneh?. Ucap si Ala.
Berani lah, masak tidak.
Si Alipun mempersiapkan Hiem permulaannya. Sudah siap!. Saya mulai ya.[dua tho peut yang basah, menyo hanjet hiem nyan lon boh nan angen mirah?], ujar Ali.
Wah, kalau seperti itu hiem sudah pasti bisa saya, ujar si Ala dengan bangganya. Pasti Rukun Wudhu’ kan.
Ya benar, 100. ujar si Ali.
Sekarang giliran si Ala, diapun memberikan sebuah hiem yang menjadi andalan pertamanya [langet di ateuh bumoe di yup tetapi jih sadup watee pahala]
Lama terdiam si Ali. Tidak bisa dia jawabannya. Akh, apa ya?. Apa ya?. Apa ya?.
Hehehe, nah tidak bisa kan. Tadi katanya mo hiem ma kita. Sekarang kok tidak tau..
Akhirnya.. ya, tidak bisalah dia menjawabnya. Dan si Alapun bilang. “cari teman dulu kalau mau meu-hiem dengan saya!.” Siapa yang mau bantu?...
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Hiem Aceh"
Posting Komentar