بسم الله الرحمن الرحيم
Tulisan kita adalah wajah kita. Bagaimana karakter sebuah tulisan itulah yang menjadi sebuah wajah bagi kita. Dengan menggunakan sebuah perkembangan dalam kehidupan ini maka intinya akan di berikan sebuah hal yang baik. Dengan semangat kontribusi maka akan dapat menjadikan sebuah masukan yang berarti bagai diri sendiri. Dalam menulis kita di ajak untuk merias bagaimana wajah kita yang sebenarnya. Ide yang telah ada di kepala di keluarkan dengan sangat cekatan dan bisa saja menjadi beda dengan ide yang di milik oleh oleh orang lain.
Perselisihan ide dapat di jadikan sebuah patokan baru dalam kehidupan. Dengan adanya kehidupan ini maka akan di berikan dalam sebuah hal yang baru. Maka apa yang di jadikan ini akan menggunakan sebuah realita di lapangan dan menjadi sebuah khayalan yang berarti dalam kehidupan. Maka menjadi sebuah sebagaimana yang menjadi sebuah kelanjutan yang akan di siapakan dalam menjadi orang yang berharga ini tidak lama di jadikan sebuah perkemangan yang memadai dalam sebuah perkembangan kehidupan ini. Tidak boleh ada sebuah kerja yang di jadikan sebagai sebuah persiapan yang memadai dalam kehidupan maka menulis menjadi sebauh tata rias wajah yang bisa memjadi seperti yang akan datang.
Anda dapat di kenal dengan tulisan anda. Makanya cerminan dari tulisan menggambarkan sikap dan watak seseorang. Kita dalam menulis menjadi sebuah perjalanan yang amat memadai dalam kesempatan ini. Dengan adanya kesempatan ini maka akan menyesuaikan diri dengan sebuah persahabatan dalam kehidupan.
Siapa orang yang ingin dirinya berhasil maka harus belajar pada dirinya sendiri. Masak bisa belajar pada diri sendiri ya? Inilah yang sedang di galakkan sekarang ini oleh orang yang mau untuk mempotensikan diri menjadi orang yang berguna bagi diri sendiri. Banyak cara menjadi orang yang yang baik. Yang penting adalah mau mengerjakan apa yang di maksudkan dengan kebaikan itu sendiri.
Tidak lah semua pemuda itu baik sebagaimana sebuah kaedah arab berbunyi: ”Ma kullul fata yadu’ ilal rasyad” artinya tidaklah semua kepala pemuda berakar kebaikan. Kadang ada juga yang penuh dengan misteri yang tersimpan. Kadang ada yang periang dan mengempuh kepemudaan yang cemerlang namun di balik semua itu ada saja halangan bagi seorang pemuda dalam meraih harapan.
Sebuah contoh nyata di temukan dalam realita kita. Seorang pemuda dengan segenap harapan membuang semua hidup mudanya dalam belajar namun apa yang dia dapatkan tidak seiring dengan waktu yang berputar. Dia belajar lama namun yang di dapatkan hanya sebentar dan sementara saja. Ini yang tidak dapat di lawan dari realita.
Cita-cita seorang pemuda dapat meruntuhkan langit yang tinggi. Eh, gunung yang menjulang. Cita-cita ini tidak membuahkan hasil yang maksimal bila tidak di dasari oleh sebuah goyangan pendidikan yang menjulang. Namun ini semua adalah sebuah hal yang perlu di pertahankan oleh seorang pemuda. Cita-citanya adalah harapan masa depan untuk menuju ke arah pencerahan.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Tulisan kita, wajah kita"
Posting Komentar