بسم الله الرحمن الرحيم
Pernah mengalami kebuntuan otak dalam menulis? Ya, semua penulis punya hambatan dalam menulis. Writer’s block (kebuntuan otak) dalam menulis sering di dapatkan oleh semua orang yang sedang menggeluti bidang ini. Bahkan penulis mahirpun juga tidak lepas dari ”writer’s block”_kebuntuan menulis.
Konseling Trauma dalam konteks ini ”Anda menulis untuk melupakan bukan untuk mengingat” menaruh polpen di atas kertas membantu otak mengatur emosi dan mengurangi gejolak perasaan.
Ada seseorang yang mengadukan diri di saat saya menuliskan masalah ini. Dan beliau mengirimkan SMS kepada saya. Dia sedih karena orang yang berada di sekelilingnya tidak mau mengerti dia. Hati pingin untuk mengatakan supaya bisa mengerti dengan anggapan orang dekat tersebut. Tetapi perbuatannya tidak dapat disesuaikan. Sayapun mengirimkan SMS balasan untuk menulis sebagai solusi membuat diri sendiri mengerti kepada orang.
Dengan menulis kita bisa memposisikan diri untuk di mengerti oleh orang lain di sekitar kita. Bisa di mengerti maksud kita oleh orang tua, teman maupun tetangga bukan hal yang mudah. Maka sebelum orang lain mengerti akan kita maka terlebih utama kita sendiri yang merumuskan sikap tersebut lewat menulis.
Dengan menulis berarti telah menabung sikap baik. Dengan modal merangkaikan kata-kata insya Allah akan mendapatkan untung selangit. Menulis hanya merangkaikan kata demi kata. Kemudian menjadi realitas yang sangat berharga.
Menulis adalah keperluan pribadi bukan tugas karena di dalamnya ada kesenangan dan mamfaat. Menulis adalah sebuah ketrampilan mengespresikan kebuntuan otak. Bila tidak di asah ketrampilan itu sulit untuk menciptakan keberhasilan.
Ada dua ruang untuk menulis,
1. Ruang privat
ruang menulis model ini sering menggunakan kata-kata saya dalam mengungkapkan ide ataupun gagasan, misalnya : saya ingin menulis apa ya? Dengan menulis kita mengikat makna. Kita di ruang ini bisa menulis secara mencicil ataupun secara spiontan. Di ruang ini kita mesti membaca—meski hanya beberapa kalimat—dan kemudian menuliskan(mengikat) apa yang telah kita baca. Menulis merupakan keterampilan. Membaca dan menulis perlu di biasakan untuk menjadi penulis yang trampil
2. Ruang publik
kemauanlah yang menjadikan orang itu besar dan kecil. Hambatan yang di alami oleh penulis ada dua, hambatan yang bersifat internal dan eksternal. Kebuntuan otak di perolah dari ruangan ini lebih komplin. Pasalnya dalam menulis untuk publik di butuhkan ketelitian, keabsaha, dan juga keakuratan penyampaian. Kadang penulis harus menyibukkan diri dengan omset kata baru. Mengisikan ruangan kalimat yang amburadur. Dan juga mengatur penyampaian bahasa yang lembut dan efesien.
Wawlahu a’lam
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Writer's block"
Posting Komentar