Doakan aku, esok
Dihadapan ratusan siswi harus berperang mata
Satu lawan ratusan
Mataku Cuma sepasang
Di bawah pedium memandang kepadaku
Diatas mimbar, ku kobarkan semangat api
Untuk membakar mataku
Kucoba dan kucoba
Aku tak mampu tanpa kuasa ilahi Rabbi
Mataku layu tidak berkedip
Ku coba untuk merenuni apa yang telah aku ucapkan
Aku tidak tahu lagi
Semua urusan lidah
Dia memuntahkan peluru kata-kata
Aku di tuntunnya
Memory pesantren kilat
Terima kasih,
Atas kritikanmu aku ingin berlabuh
Ingin ku ukir sebuah noda cinta
Karena itu aku tidak tahu apa-apa
Ketika hari jum’at tiba
Hari itu akan berakhir pesantren kilat
Dengan sera merta
Kritikan untuk kakak panitia
Menghujam sukma
Terima kasih para adinda
Kalian telah ikuti acara pesantren kilat
Kami bangga pada adinda
Di Meureudu, ingin dayah berada di SMA
Kalian masa depan bunda
Yang berdoa dan berusaha
Menjadi putri dan putra terbaik dinda
Selama enam hari kami bersama kalian
Selama itu pula kami mengenang kalian
Seluruh pengalaman bersama kalian
Terasa senang dan mengembirakan
Enam hari telah berlalu
Kalian mendengarkan dengan senang hati
Masuk lokal saat bel berbunyi
Senangnya lihat kalian tertib
Tapi semua itu telah berlalu
Kami tidak lagi di sana
Sekolah kalian terasa sepi
Ketika kalian tiada lagi
SMA Menangis
Apakah itu benar?
Kenapa kau menangis, Hai sekolah?
Menangisi kepergian Tgk-Tgk
Tidak lagi menemani mereka dalam lampu agama
Selama enam hari mereka tersinari
Di gerbang langit mereka bersinar
Karena Tgk memberikan ilmu
Sekarang SMA sepi. Sedih dan menangis
Tinggal guru-guru dan pepohonan perdu
Kegiatan Ramadhan telah berakhir
Alunan nada dayah telah di laksanakan
Wajah yang tersenyum enam hari jadi tabu
Itulah wajah SMA
Suara yang begitu menggema
Mengisakkan tangis sedu sedan
Kapan kembali lagi?
Menemaniku, menjalani Ramadhan
Kata SMA
Pidato singkat
Suara lantang di hadapan ratusan siswa
Mengingatkan ketepatan berpidato
Di antara siswa dan siswi
Di adakan lomba untuk itu
Pidato bermacam ragam
Ada yang meresap di perasaan
semua hebat tak terkalahkan
Isi pidato bermacam ragam
Menurut kemampuan mereka dalam mengolah kata
Itulah gambaran dan bayangan
Ketika pagi itu di panggilkan
Serempak tiap kafilah mengutuskan pen_dai
Untuk tampil di hadapan
Menggugah hati kami yang mendengarkan
Salam perpisahan
Salamu alikum
Atas segala kesalahan
Kami ucapkan kamaafan
Hari raya di hadapan
Dan mata kakak panitia berkaca
Mengingat perpisahan telah tiba
Hanya ini saja pertemuan
Entah kapan lagi bisa berjumpa
Suasana salam-salaman berjalan hikmah
Di sisi kanan dan kiri berbaris banjar
Rapi dan penuh sensasi
Maafkan kakak selama enam hari
Maafkan Tgk yang memberi materi
Selamat belajar adik-adik...!!!
Tuntutlah ilmu selagi masih muda
Kalian masih sehat
Untuk terus belajar dan beramal
Pesan terkesan
Ketika kesempatan menyampaikan kritikan
Melintas ketika mendengarkan
Membakar sukma-sukma sombong
Sungguh satu pesan yang mulia
dari adinda
Kepada kakak kami untuk semangat belajar di MUDI MESRA
Belum ada tanggapan untuk "memory pesantren kilat"
Posting Komentar